Mohon tunggu...
Ratryana Dewi
Ratryana Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Jika menulis adalah Nyawa, maka "kau" adalah Raga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sepatu yang Sepasang

15 Maret 2019   09:01 Diperbarui: 15 Maret 2019   09:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kira-kira diapasar malam ada apa selain keramaian?"

"Ada sepasang sepatu kusut, namun ia terkenang"

"Seberapa pudarnya pesona keramaian hingga "sepasang sepatu" amat terkenang?"

"Sepasang keduanya telah saling jatuh cinta; tak terpisahkan"

Sebagaimana sepasang insan yang sedang jatuh kedalam kubangan cinta,

Yang kiri menapakkan surat cinta

Yang kanan menebarkan aura rasa merah jambu

Kepada telapak kaki yang memilikinya, mereka menjadikan seluruhnya istimewa

Sekalipun jemari telapak itu tidak genap

Dan sekalipun sepasangnya sudah menua

Pemilik telapak tak sekalipun terfikirkan untuk  menyandingkan dengan sisa lauk pauk semalam

Lantas kemudian truk sampah mengangkutnya; tidak demikian

Ataupun mencoba mematikan pesona sang sepasang sepatu?

Atau membakar seluruh surat cinta?

Atau justru menebas habis aura merah jambu?

Tidak demikian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun