Mohon tunggu...
RATRI YULIA NINGSIH
RATRI YULIA NINGSIH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi universitas Jambi

Hobi makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Pancasila pada Era Revolusi 4.0

9 Juni 2023   08:26 Diperbarui: 9 Juni 2023   08:35 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia telah masuk kedalam sebuah era yang dinamakan Revolusi Industri 4.0. Industri ini menggantikan Industri 3.0 dengan tanda adanya cyber fisik dan kolaborasi manufaktur. Istilah 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur. Emanuel dimitrios Hatzakis dalam artikelnya yang berjudul the Fourth industrial revolution menyatakan bahwa salah satu ciri dari era revolusi industri ke-4 adalah semakin banyaknya perkembangan teknologi dalam kehidupan kita. Berbagai perkembangan teknologi industri demi sedikit mulai bermunculan seperti IoT (Internet of Think), AI (Artificial Intelegent), Blockchain, Big Data hingga teknologi yang bersifat komunikasi seperti High Throughput Satellite, High Altitude Platfrom Station dan lain sebagainya. Semua teknologi tersebut mengacu pada sebuah media komunikasi yang dinamakan internet.

Perkembangan internet pun dialami oleh hampir seluruh masyarakat global tidak terkecuali Indonesia. Contohnya memasuki sebuah tahapan yang disebut dengan era revolusi industri 4.0 ini masyarakat lebih mudah mengakses beragam informasi hanya melalui telepon genggam di tangan tanpa harus bersusah payah membuang tenaga untuk membeli media cetak di kios surat kabar. Revolusi industry 4.0 sekilas memberikan kemudahan dalam berbagai hal. Namun, dalam perkembangannya banyak dampak positif dan negatif yang hadir seiring dengan pekembangan teknologi digital khususnya peningkatan penggunaan internet di era millennium seperti dalam bidang ekonomi, peningkatan kompetisi dan daya saing, timbulnya keefektifan biaya dan waktu dari kemajuan teknologi. Demikian dibalik berbagai manfaat tersebut terdapat dampak negatif yang berpontensi menggerus ketahanan nasional seperti meningkatnya tingkat kenakalan dan tindak penyimpangan dikalangan remaja melalui platform media sosial, melemahnya rasa gotong-royong, berkurangnya interaksi antar manusia, kecenderungan mengubah seseorang menjadi pribadi yang tergantung pada teknologi internet, peningkatan kejahatan siber dan ujaran kebencian melalui jenjang media sosial, bahkan terjadinya kesenjangan diantara pria dan wanita.

Revolusi industri 4.0 merupakan sebuah persoalan yang akan menjadi tantangan besar bagi negara Indonesia agar dapat bersaing dengan negara-negara luar sehingga negara Indonesia menjadi negara yang kuat yang berlandaskan Pancasila.

Peranan pancasila sendiri dalam Era Revolusi Industri 4.0 adalah suatu ideologi yang menjadi filter dan panduan gerak langkah ke depan menjadi penting dan relevan dari keberlangsungan zaman saat ini karena di era ini secara fundamental berdampak terhadap perubahan pola pikir, gaya hidup, serta cara berinteraksi antar manusia. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi Negara adalah untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga ancaman-ancaman yang datang untuk negeri ini dapat dicegah dengan cepat. Sebab Pancasila merupakakan Ideologi yang terbuka bagi seluruh perkembangan zaman. Sehigga apapun yang terjadi dalam perkembangan zaman harus sesuai dengan kaedah-kaedah yang berlaku atas dasar Pancasila.

Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ia berperan dan berfungsi sebagai dasar dan sekaligus tujuan dari berbagai bidang kehidupan yang terus berkembang itu seirama dengan perkembangan aspek masyarakat dan perubahan zaman dari masa ke masa.

Sedikit kita telisik berkaitan pelanggaran terhadap sila-sila Pancasila. Sila pertama "KeTuhanan yang Maha Esa". Masih adanya gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, perusakan tempat ibadah dan fanatisme yang sifatnya anarkis. Sila kedua "Kemanusian yang adil dan beradab". Masih banyaknya kasus human trafficking, memperkerjakan anak di bawah umur, dan keadilan dalam bidang ekonomi parsialitas dalam marginalisasi status sosial ekonomi masyarakat. Sila ketiga "PersatuanIndonesia". Masih terlihat adanya penyimpangan sepert imenganggap suku lain lebih baik dari suku lainnya, perang antarsuku dan adanya gerakan organisasi sparatis. Sila keempat "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawatan". Hal ini juga masih terlihat masih rendahnya kedewasaan demokrasi, diantaranya adalah politik promodial, money politic, isu putra daerah dan sebagainya. Sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Masih terlihat nyata disparitas pendapatan sosial ekonomi masyarakat bawah, masih rendahnya aksestabilitas permodalan, pengangguran dan kemiskinan. (Lakian, 2018)b 

Kesimpulannya adalah Pancasila ini menjadi ideologi filter atau penyaring dari keberadaan Era Revolusi industry 4.0. ketika sebuah teknologi menghasilkan maanfaat maka kita harus menggunakannya dengan bijak, dan kembali lagi ketika kita menemukan pengaruh yang buruk akan suatu teknologi maka kita harus bijak. Contoh penyebaran hoax yang meraja lela di zaman ini, meskipun pada dasarnya ideologi pancasila ini adalah ideologi terbuka, namun kita mahasiswa yang memilki pendidikan harus bisa menyaring dampak dari Era Revolusi Industri 4.0, ketika kita sudah mampu untuk menyaring dampak yang ada yang sesuai dengan nilai pancasila, barulah kita bagikan pengetahuan tentang ideologi pancasila serta cara mengimplementasikannya dengan menggunakan teknologi yang ada seperti media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun