3. Â Â Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya dengan tujuan
4.   Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap      tujuan.
D. Â RETUR PENJUALAN DAN PENGURANGAN HARGA Â Â Â Â Â Â
Auditor biasanya menekankan pengujian pengendalian yang membongkar setiap pencurian kas dari penagihan piutang dagang yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif.
E. Â Â Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Danpengujian Substansif Atas Transaksi Penerimaan
Untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjualan, Auditor menggunakan metodologi yang sama . Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan,tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :
1. Â Â Â Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
2.    Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk mendukung pengurangan resiko           pengendalian
3. Â Â Â Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi setiap tujuan.
4. Â Â Â Penyiapan Bukti Penerimaan Kas
Bukti penerimaan kas ( proofof cash receipts ) merupakan Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank. Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akan direkonsilias dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan dan pos- Â pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan.