Saya baru hampir 1 tahun hidup di rumah sendiri bersama suami dan anak-anak saya. Sebelumnya di mana? Sebelumnya saya tinggal bersama orangtua saya. Lalu bagaimana rasanya hidup mandiri bersama keluarga kecil nan imut ini? Sungguh bahagia.Â
Tentu tidak semua fasilitas ada seperti di rumah orangtua, namun inilah rumah tangga saya sendiri. Memulai semuanya dari awal. Lantas bagaimana ketika suami bekerja? Ya saya sendirian, bersama anak-anak tentunya. Mengurus 2 anak sendirian dalam waktu lebih dari 12 jam adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelum menikah.
Saya memang terhitung terlambat menikah, namun alhamdulillah saya langsung dikarunia 1 anak di tahun pertama pernikahan, dan anak kedua di tahun kedua pernikahan. Betapa beruntungnya saya kan? Dan tentu betapa repotnya saya.Â
Bangun pagi yang kadang kesiangan, memandikan 2 anak bergantian yang bahkan untuk memandikan diri sendiri pun saya harus curi-curi kesempatan. Seru ya menjadi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang tidak hanya sekedar ibu rumah tangga.Â
Saya nyambi juga jualan online dan menjadi penulis freelance. Bukan hal mudah lho buibu membagi waktu mandi, menulis, dan jualan online. Belum lagi kalo harus rebutan hape sama anak pertama saya. Hehehe.
Biasanya saya menulis ketika salah satu atau kedua anak saya tidur, baru saya bisa menulis. Lalu bagaimana dengan setrika? Setrikaan? Saya lepaskan begitu saja. saya tidak ingin membebani pikiran saya dengan setrikaan yang terus beranakpinak jika tidak disetrika itu. Kalau saya sempat, saya akan setrika dan yang saya dahulukan adalah pakaian kerja suami saya. Jangan sampe kan suami saya berangkat kerja dengan pakaian lungset lusuh? Lalu bagaimana dengan keadaan rumah? Nahhhh ini dia, ini yang paling bikin capek.
Rumahku istanaku, bersama dua pangeranku akan berantakan selalu. Hahahha. Itu yang ada dalam pikiran saya. Memiliki rumah yang rapi dengan ruang tamu yang nampak cantik berseri-seri itu hanyalah angan di pagi hari dan akan menyata ketika malam menjelang dan anak-anak sudah lelap bersama mimpi masing-masing. Lalu saya?Â
Segera setelah anak-anak tidur saya bereskan ruang tamu yang bak kapal pecah. Atau kadang karena sudah lelah dengan rutinitas seharian, saya minta suami saya untuk membereskan semuanya. Dan saya ikut tidur lelap disamping anak-anak saya.
Memiliki rumah rapi dan manis dengan 2 anak kecil di dalamnya adalah kemungkinan yang nol besar. Karena sekali dirapikan, maka akan 7 kali diporak porandakan. Sekali ditata, maka akan 7 kali dibubarkan oleh krucil krucil. Tapi apa boleh buat?Â
Saya harus sabar. Namanya juga anak-anak. Katanya mereka sedang membuat kenangan masa kecil, mengeksplore segala sesuatu untuk menjadi lebih pandai. Karena usia 1-3 tahun adalah masa-masa keemasan mereka. Masa-masa dimana mereka butuh kebebasan berekplorasi tanpa dimarahi. Dan saya mencoba melakukan itu. Makanya kan ada susu formula dengan tagline "Iya, boleh!"
Doakan saya saja ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H