Suatu malam sekitar jam 11 hape jadulku berbunyi "beep beep"... Ooh.. ada SMS ternyata. Aku buka hape berlayar warna hitam putih itu. Ada nomor yang tak ku kenal karena belum aku simpan. Isi sms itu adalah ...
"Hai, Na.. Gimana kabarnya sekarang?"
Karena aku penasaran, aku cek kontak nomor itu di Blackberryku. Sontak aku ga nyangka kalau yang SMS adalah Mbak July Mardiyah. Sejenak aku berpikir, betapa sudinya dia SMS aku? Padahal aku sudah meluluh lantakkan kehidupannya, tanpa sengaja.. (*maaf).
Lantas, pikiranku flashback ke bulan puasa tahun lalu. Masih teringat sangat jelas dia menamparku. Yah, saat itu aku masih ingat sekali bahwa seluruh badanku gemetaran dan aku amat sangat merasa bersalah atas kelakuanku sendiri. Seharusnya aku sudah mengerti dan sudah cukup dewasa bahwa hal itu sangat tidak boleh dilakukan. Akan tetapi, aku mengambil sisi positif dari SMS Mbak July. Mungkin ia ingin menjalin silaturahmi. Saat itu aku ingin sekali membalas SMSnya. Namun sayang, aku tidak punya pulsa. Karena tidak punya pulsa itu, lantas aku berpikir panjang. "Hmm, jika aku balas SMSnya, apakah akan berujung perang?", batinku.
Tak pernah ada negative thinking di benakku. Setelah aku membeli pulsa, aku membalas SMS Mbak July.
"Asslmlkum, Hi yaa.. Maaf baru punya pulsa. Maaf ini siapa?", aku masih berlagak gak kenal.
Mbak July membalas, "Bukannya sudah tahu ya? Kan sudah update status di FB. Tenang aja, SMSnya takkan berujung perang kok. Hehehe."
Aku membalas, "Wah, diam-diam kamu kepoin FBku ya, hahahah."
"Gak juga.. kan FBku kamu block, Na..", Mbak July membela diri.
Aku membalasnya juga mempertahankan pendirianku, "Hehe, maaf ya bukan aku deh kayanya yang block FBmu. Kalau nggak salah, dulu mantan kamu yang ngeblock. Nanti kalau aku buka FB lewat PC aku unblock deh."
"Gak usah, Na.. Kan kita juga bisa berhubungan lewat SMS..", balasnya.