Di tahun 2014 ini, saya telah menyelesaikan pendidikan menengah atas di Sukabumi, dengan nilai rata - rata UN yang cukup memuaskan. Pada kesempatan itu, kedua orang tua saya menyarankan untuk melanjutkan pendidikan ke STAI Al - Barokah, Sukabumi. Awalnya, saya tidak ingin menempuh pendidikan di sana. Namun, ada seseorang yang mendorong saya untuk meninggalkan kampung halaman. Sosok figur yang peduli akan masyarakat. Dan tertarik untuk mengubah keadaan.
Awal pertama bertemu beliau, ketika saya dan Bapak mencari sebuah kontrakan rumah untuk tempat tinggal baru kami. Cukup terlihat saat itu, bagaimana beliau bertindak. Sebut saja Bapak Abbas. Seorang peternak ayam yang juga menjadi wirausaha muda. Banyak yang mengatakan bahwa beliau cukup dermawan, berwibawa, dan berbudi. Tidak heran, dengan ketiga modal itu, beliau mampu mengubah generasi muda kampung Kebon Jeruk menuju perbaikan.
Pertama - tama, beliau merekrut para pemuda di wilayahnya untuk bekerja dalam tiap usahanya dengan alasan untuk mengatasi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan membuang kemalasan. Agar segala cita - citanya terlaksana, beliau juga mengarahkan kepada para pemuda itu agar tidak menganggap pekerjaan ternak memalukan lewat komunikasi yang sempurna.
Baru - baru ini, beliau mendirikan sebuah pos keamanan agar area sekitar masyarakat merasa terjamin keadaannya. Dalam upaya pembangunan tersebut, beliau sebisa mungkin berusaha agar para pemuda ikut berpartisipasi dan bergotong royong, meskipun mereka tidak memiliki kemampuan, asal ada kemauan keras, menurutnya pasti berjalan lancar.
Begitulah usaha beliau dalam memajukan wilayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H