Mohon tunggu...
Ratna Zakia
Ratna Zakia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Teori Simon Kuznets dan Paul Samuelson dalam Perekonomian Indonesia

7 Desember 2023   10:18 Diperbarui: 7 Desember 2023   10:31 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simon Kuznets

Simon Kuznets adalah seorang ekonom Amerika kelahiran Ukraina 1901, yang kemudian ia bermigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1922. Kuznets menempuh pendidikan di Universitas Columbia, menerima gelar Ph.D. pada tahun 1926. Kuznets mengemukakan teorinya pada tahun 1955, yang pertama kali diterbitkan dalam bukunya yang berjudul "Economic Growth and Income Inequality". Simons Kuznets memperkenalkan konsep tentang hubungan antara perkembangan ekonomi dan disparitas pendapatan. Pemikiran Kuznets menciptakan dasar konseptual bagi pemahaman hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketidaksetaraan pendapatan. Menurut pandangannya, perkembangan ekonomi suatu negara berhubungan dengan peningkatan awal dalam ketidaksetaraan ekonomi, yang kemudian diikuti oleh penurunan tingkat ketidaksetaraan yang menyerupai pola bentuk U terbalik. Hubungan ini bersumber dari hipotesisnya, yang mengemuka akibat kombinasi efek urbanisasi dan industrialisasi yang muncul dari perpindahan tenaga kerja dari daerah pedesaan agraris dengan upah rendah ke daerah perkotaan industri dengan upah yang lebih tinggi tinggi (Riggs, et al, 2012). Teori yang dikembangkannya dikenal dengan istilah "Teori Kurva Kuznets,". Dalam teorinya tersebut Kuznets, menggambarkan bahwa dalam jangka pendek terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan memiliki hubungan yang positif. Namun dalam jangka panjang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan menjadi negatif.

Relevansi teori Simon Kuznet dalam Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2016 hingga 2022 mengalami berbagai perubahan. Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,03% dengan fokus pemerintah pada program reformasi struktural. Tahun 2017, pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 5,07% dengan tetap memperkuat program reformasi struktural. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi meningkat lagi menjadi 5,17% dengan fokus pada program pemerataan pembangunan. Tahun 2019, pertumbuhan ekonomi mencapai angka 5,02% dengan tetap memperkuat program pemerataan pembangunan dan peningkatan investasi. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang merosot tajam hingga mencapai -2,07%. Namun, pada tahun 2021 dan 2022, diharapkan terjadi pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat meningkat menjadi 3,7% pada tahun 2021 dan terus meningkat hingga tahun 2022 sebesar 5,31%.

Teori Kuznets juga menyatakan bahwa dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan ketimpangan pendapatan dan kesenjangan sosial, namun dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi ketimpangan dan kesenjangan tersebut. Meskipun teori ini masih relevan secara umum, namun situasi di Indonesia tidak bisa sepenuhnya dijelaskan oleh teori Kuznets, karena beberapa hal seperti:

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, namun tingkat pengangguran masih tinggi dan fluktuatif. Karena pertumbuhan ekonomi tidak selalu berdampak positif pada peningkatan lapangan kerja.

2. Ketimpangan pendapatan dan kesenjangan sosial di Indonesia masih cukup tinggi meskipun pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Menunjukkan bahwa faktor-faktor lain seperti distribusi pendapatan dan kebijakan sosial juga perlu diperhatikan untuk mengurangi ketimpangan dan kesenjangan sosial di Indonesia.

britannica.com
britannica.com

Paul Samuelson

Paul Samuelson adalah seorang ekonom Amerika Serikat yang lahir pada 15 Mei 1915 di Gary, Indiana. Ia dikenal sebagai ekonom pertama yang menerapkan metode matematika untuk termodinamika dalam pelajaran ekonomi. Pada tahun 1947, Samuelson menggabungkan teori termodinamika dengan statistik perbandingan dalam ekonomi. Kontribusinya yang signifikan dalam bidang ekonomi membuatnya mendapatkan Penghargaan Nobel dalam Ekonomi pada tahun 1970. Paul Samuelson adalah seorang ekonom terkenal yang dikenal karena berkontribusi besar dalam ekonomi makro dan mikro. Salah satu kontribusi paling terkenalnya adalah buku teksnya yang sangat berpengaruh, "Economics: An Introductory Analysis" yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1948. Buku ini menjadi salah satu buku teks ekonomi paling populer di dunia dan telah banyak direvisi dan diperbarui sejak saat itu. Pada tahun 1955 Paul A. Samuelson mengembangkan Teori turnpike yang menjelaskan bahwa setiap wilayah memerlukan identifikasi tentang sektor yang memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan dengan cepat. Wilayah yang memiliki potensi besar sebaiknya dikembangkan dengan baik agar mendorong pertumbuhan sektor lain sehingga perekonomian secara umum dapat tumbuh bersama dan tidak terjadi ketimpangan yang besar antar sektor lainnya. Beberapa teori lain yang dikembangkan dan dipopulerkan oleh Paul Samuelson meliputi Teori Konsumen, Teori Model Keynesian, Teori Penawaran dan Permintaan, dan Teori Pertukaran Faktor.

Relevansi Teori Pemikiran Paul A. Samuelson terhadap Kondisi Ekonomi di Indonesia

Beberapa contoh penerapan teori Paul Samuelson di Indonesia, antara lain:

1. Program Subsidi

Pemerintah Indonesia telah menggunakan subsidi untuk barang-barang penting seperti bahan bakar minyak dan pupuk. Ini mengacu pada teori keuangan publik dengan tujuan stabilitas harga pasar dan menjaga daya beli masyarakat.

2. Perdagangan Internasional

Indonesia sebagai negara dengan ekspor dan impor yang signifikan telah mengambil manfaat dari teori perdagangan internasional Samuelson dimana negara saling menguntungkan. Indonesia juga terlibat dalam perjanjian perdagangan internasional, seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA) 

3. Defisit Anggaran

Teori ini mengacu pada teori modal dimana dikenal dengan model pinjaman konsumsi. Defisit anggaran berakibat pinjaman modal yang dapat diperlukan dalam situasi seperti krisis ekonomi atau ketika pemerintah ingin mendanai proyek-proyek pembangunan, seperti jalan tol. Namun, harus mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

Secara umum Teori pemikiran Kuznets masih relevan di Indonesia, namun situasi yang ada di Indonesia tidak bisa sepenuhnya bisa dijelaskan oleh Teori Kuznets, dikarenakan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, namun disisi lain tingkat pengangguran juga masih tinggi dan fluktuatif serta tingkat ketimpangan pendapatan dan kesenjangan sosial di Indonesia masih cukup tinggi. Selain teori kuznets, dalam perekonomian beberapa aspek kebijakan ekonomi yang ada di Indonesia, seperti pada kebijakan program subsidi, perdagangan internasional, dan pengelolaan utang publik juga telah dipengaruhi oleh penerapan teori-teori ekonomi yang dikembangkan oleh Paul Samuelson. Oleh karena itu, dalam konteks kebijakan ekonomi, penerapan Pemikiran dari kedua tokoh ini pemerintah atau pemangku kebijakan harus senantiasa memperhitungkan situasi khusus dari negara tersebut, penerapan teori  dari kedua tokoh ini juga harus bersifat adaptif terhadap perubahan ekonomi global dan regional,selain itu  kebijakan yang dibuat juga harus mempertimbangkan dinamika unik yang ada di negara tersebut serta perlu melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun