Mohon tunggu...
ratnawidoartiwulandari
ratnawidoartiwulandari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar sekolah

suka makan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hantu penunggu toilet perempuan

24 Januari 2025   08:40 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:36 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesampainya di kelas, ia duduk di sebelah temannya dan mulai menceritakan apa yang ia alami barusan. Temannya itu menganggap Lany membual dan melebih-lebihkan situasinya. Mendengar ini, Lany merasa sedih karena temannya yang telah mengajaknya untuk membuktikan rumor itu malah tidak mempercayainya. 

Setelah bel berbunyi, semua murid merapihkan barang-barangnya dan bergegas pulang. Lany yang masih ketakutan karena kejadian menyeramkan yang baru saja ia alami, berdiam di kursinya. Kelas perlahan mulai sepi karena hampir semua siswa telah pulang. Lany sadar jika matahari mulai tenggelam dan ia harus segera pulang. Lany emudian mencoba menenangkan dirinya sembari merapihkan barang-barangnya dan memasukannya ke dalam tas.

Disaat Lany sedang berkemas, ia mendengar suara orang-orang yang masih berbincang. Ia mengira bahwa kelas masih ramai. Ia tidak sadar dengan sekitarnya karena selama orang-orang mengemasi barang-barangnya, Lany masih tenggelam dalam pikirannya. Disaat ia melihat sekitar, alangkah terkejutnya Lany saat ia melihat bahwa ternyata kelas telah kosong tanpa satupun siswa dan matahari telah terbenam.

Jantung Lany berdegup kencang dan tangannya mulai bergetar ketakutan. Ia menyadari bahwa suara tadi bukanlah suara teman-temannya, melainkan suara para makhluk halus yang menghuni kelas. Lany langsung menggendong tasnya dan bergegas keluar dari kelas.

Sialnya, saat ia berjalan melewati toilet wanita, ia merasa ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang. Lany mulai berlari menuruni tangga dengan terburu-buru. Di saat ia sampai di lantai 1, ia merasa lega karena ia melihat beberapa murid juga belum pulang. Namun, ia merasa aneh karena semua murid memiliki wajah yang sangat pucat. Tanpa berfikir panjang Lany langsung duduk di sebelah salah satu murid yang sedang duduk di koridor. 

Lany bertanya pada murid itu karena ia tidak terlihat bersemangat dan pucat.

"Hi, boleh berkenalan tidak?" tanya Lany.

Namun murid itu hanya diam tanpa berbicara sepatah katapun. Tiba-tiba Lany merinding dan merasakan sesuatu menatapnya dari tangga. Lany yang penasaran menengok ke tangga dan melihat hantu yang meneror Lany di toilet wanita. Saat ia mengalihkan pandangannya ke arah murid tadi, alangkah terkejutnya Lany saat menyadari bahwa murid tersebut telah hilang bersamaan dengan murid-murid lainnya yang berada di koridor.

Hantu yang meneror Lany perlahan mulai mendekat. Tanpa berfikir panjang, Lany langsung berdiri dan berlari menuju gerbang sekolah. Untungnya Lany berhasil mencapai gerbang sekolah sebelum satpam menutupnya. Dengan jantung yang berdegup kencang dan keningnya yang berkeringat, ia berlari sekuat tenaga menuju rumahnya. Sesampainya di rumah, ia menceritakan kejadian yang dia alami kepada orang tuanya namun orang tuanya tidak mengindahkan.

Keesokan harinya ia bersekolah lagi. Disaat ia sampai di gerbang sekolah, ia melihat hantu yang menerornya. Hantu itu melambaikan tangannya pada Lany sembari menyeringai seram. Lany mencoba untuk tidak memperdulikan itu dan langsung menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, ia merasa aneh karena teman perempuannya yang biasanya berbincang dengannya tidak hadir di sekolah.

Di saat guru mengabsen semua murid, Lanu merasa ada sesuatu yang aneh karena temannya itu tidak disebutkan oleh guru. Lantas Lany bertanya pada gurunya. Jawaban yamh diberikan gurunya membuat Lany merinding ketakutan. Gurunya mengatakan bahwa temannya itu telah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan di bus yang kabarnya dikarenakan oleh hantu yang memakai baju putih dan rok merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun