Mohon tunggu...
Ratnawati Siahaan
Ratnawati Siahaan Mohon Tunggu... Guru - Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa

Tetap semangat belajar hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transmisi Pendidikan Kristen dalam Era Digital

21 November 2021   12:09 Diperbarui: 22 November 2021   16:22 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transmisi Pendidikan Kristen dalam Era Digital

Pendidikan Kristen harus mampu mendidik muridnya menjalani hidup sebagai murid Kristus yang responsif (Brummelen 2015). Hal ini sangat sesuai dengan perintah Yesus kepada murid-muridNya untuk memberitakan Injil kepada semua suku bangsa dan menjadikan mereka murid Kristus (Matius 28:19-20). Karena itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah Kristen untuk memberitakan injil melalui setiap proses yang berlangsung di lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya melalui proses pembelajaran. Untuk mencapai terlaksananya mantat injili dalam sekolah Kristen, maka sekolah harus merancang kurikulum yang sesuai dengan mandat injili. Kurikulum memiliki banyak makna namun yang paling utama bahwa kurikulum itu berakar pada pandangan hidup atau apa yang dipercaya. Pendidikan Kristen mempercayai Alkitab sebagai dasar dalam membuat kurikulum (Brummelen 2018).

 

Tahap awal dalam pendidikan Kristen adalah kesadaran bahwa keberadaan manusia yang berdosa dimulai sejak Adam dan Hawa yang tidak menaati Allah. Kerusakan sebab dosa inipun berlangsung terus turun temurun kepada anak-anak melalui orang tuanya (Anthony 2003). Karena itu, semua orang adalah berdosa, termasuk murid dan tidak seorang pun mencari Allah semua berada dalam kuasa dosa (Roma 3:9-20). Manusia hanya akan beroleh selamat melalui iman kepada Yesus Kristus oleh karena kasih karunia Allah, hingga manusia itu menjadi baru di dalam Roh (Efesus 2:1-22). Inilah yang menjadi fokus dari pendidikan Kristen yang disebut dengan mandat injili. Mandat injili ini tentu dapat dicapai melalui berbagai macam strategi termasuk pemanfaatan teknologi. 

 

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia juga membawa perubahan secara besar-besaran dalam dunia Pendidikan yang memaksa penggunaan teknologi dalam skala yang sangat besar. Kita tahu bahwa semua jenjang pendidikan memanfaatkan pembelajaran daring sebagai solusi untuk tetap menjaga keberlangsungan proses belajar mengajar. Teknologi dalam dunia pendidikan digunakan hampir dalam semua proses, sehingga pendidikan menjadi lebih efektif (Lestari 2018).

 

Tantangannya saat ini adalah betapa banyaknya webinar dan aplikasi-aplikasi yang tersedia. Disinilah hikmat dan pertimbangan pendidikan Kristen diperhadapkan. Bagaimana pendidikan Kristen dapat menentukan mana yang baik dan tepat untuk digunakan mendukung proses pembelajaran. Apakah aplikasi itu bermanfaat dan memiliki nilai-nilai yang baik untuk murid.     

 

Pendidikan akan selalu dipengaruhi oleh berbagai aspek, termasuk aspek transmisi budaya dan sosial. Arus globalisai bergerak semakin cepat oleh karena perkembangan era digital yang semakain canggih. Tentu hal ini sangat berdampak pada dunia pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan Kristen. Dampak yang ditimbulkan tentu ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Maka dalam hal ini pendidikan harus mampu menghindari dampak negatif yang ditimbulakan oleh perkembangan zaman maupun arus globalisasi (Tholani 2013) Pendidikan dalam hal ini dimaksudkan secara khusus adalah pendidikan Kristen tentu selain dari menghindari dampak negatif, juga harus mampu memanfaatkan dampak positif pada era digital ini untuk tetap menjalankan mandat injili melalui berbagai cara-cara yang kreatif. 

 

 Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan transmisi budaya, dan kedua hal ini tentu saling mempengaruhi. Transmisi budaya dapat mempengaruhi pendidikan, demikian juga pendidikan dapat mempengaruhi transmisi budaya. Karena itu, tidak ada proses pendidikan tanpa transmisi kebudayaan sebab melalui pendidikan terjadi proses transformasi pewarisan budaya dari generasi ke generasi yang terus berlangsung sepanjang hayat peradaban manusia.

 

Transmisi budaya yang seperti apa yang perlu diwariskan melalui dunia pendidikan Kristen tentu menjadi hal yang sangat penting, sebab ini akan berdampak hingga ke lingkungan masyarakat luas sebagai lingkungan sosial para muridnya. Jadi, selain daripada tanggap menghadapi budaya dan sosial yang terjadi di era digital ini, diharapkan sekolah Kristen juga dapat menciptakan transmisi budaya baru yang berdampak kepada masyarakat luas. Hal ini tentu dapat dicapai jika sekolah Kristen fokus dalam mengerjakan mandat injili sebagai titik balik perubahan manusia dari dosa kepada keselamatan.

 

Pendidikan Kristen harus melihat semua ini secara keseluruhan sehingga mampu membentuk kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan murid saat ini. Pendidikan  Kristen harus memperhatikan dampak negarif dari era digital ini sebab banyaknya kuantitas informasi saat ini, tidak sesuai dengan kualitas informasi tersebut (Tung 2017) Banyak informasi yang tidak baik dapat dengan mudah diakses oleh murid. Maka, dalam penggunaan teknologi di era digital ini pendidikan Kristen harus tetap waspada (Diamandis dan Kotler 2016).

 

Kewaspadaan pendidikan Kristen dimulai dari kesadaran bahwa murid berdosa dan mereka memerlukan keselamatan melalui Yesus Kristus. Setelah itu untuk menolong murid dari dampak negatif transmisi budaya dan sosial di era digital ini, pendidikan Kristen harus aktif dalam pembaharuan budi "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"(Roma 12:2).

 

Apabila pendidikan Kristen telah melihat semua ini secara holistik saya pikir mandat injili dapat terus dikerjakan baik secara langsung dalam ibadah-ibadahnya mapun secara kontekstual melalui setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Dalam pelaksaannya pendidikan Kristen dapat memanfaatkan teknologi untuk menjangkau setiap murid dan juga menjaga murid untuk tetap dalam transmisi budaya dan sosial yang baik.

Daftar Pustaka

[1] Anthony A Hoekema, Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah (Surabaya: Penerbit Momentum, 2003), 206.

[2] Brummelen  H. Van, Berjalan Bersama Tuhan di Dalam Kelas; Pendekatan Belajar dan Mengajar

Secara Kristiani (Indonesia: ACSI, 2015).

[3] Brummelen  H. Van, Batu Loncatan Kurikulum Berdasarkan Alkitab  (Indonesia: Universitas Pelita Harapan, 2018).

[4] Diamandis, Peter H. dan Kotler, Steven. Bold: How To Go Big, Achieve Succes, And Impact the World (hlm. 7-15). Simon & Schuster.

[5] Lestari Sudarsi, “Peran Teknologi dalam Pendidikan di Era Globalisasi”.  Jurnal Pendidikan Agama Islam; Vol. 1, No. 2; 2018. 

[6] Tholani Mokhamad Ishaq, “Problematika Pendidikan di Indonesia (Telaah Aspek Transmisi budaya)”.  Jurnal Pendidikan; Vol. 1, No. 2; 2013. 

[7] Tung, Khoe Yao. Memahami Knowledge Management. (Jakarta: Indeks, 2017).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun