Mohon tunggu...
Ratna Susila
Ratna Susila Mohon Tunggu... Guru - Penulis, Blogger

Selama masih di beri kesempatan untuk menulis. Menulislah setiap hari. Berbagi hal baru itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Itu Proofreading?

3 Februari 2023   22:11 Diperbarui: 3 Februari 2023   22:30 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas KBMN 28 ke 12 pada hari Jumat tanggal 03 Februari 2023 pukul 19.00  menghadirkan narasumber yang handal Bapak Susanto (PakdeSus) yang di moderatori oleh Bunda Helwiyah, S.Pd, MM.

Bionarasi Narasumber
Pak De Susanto lahir di Gombong Kebumen, pada tanggal 29 Juni 1971. Bekerja sebagai pendidik di SDN Mardiharjo, Kecamatan Purwodadi, Kab. Musi Rawas


Apa itu PROOFREADING?

Pernah Membaca tulisan yang salah ejaan dan typo pengetikan ?
Bagaimana rasanya?
Jika kita di posisi penulisnya , apa yang harus dilakukan sebelum  tulisan dipublish?

images-23-63dd284d08a8b5026a7bf452.jpeg
images-23-63dd284d08a8b5026a7bf452.jpeg

Pengertian Proofreading
Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak sebelum tulisan itu di publikasikan/diterbitkan atau dibukukan. Proofreading sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan pada saat kita menulis di suatu media yang akan kita publikasikan atau cetak dalam bentuk buku

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Ini adalah tahap paling akhir dari proses penulisan, ketika Anda memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik, masalah pemformatan, dan inkonsistensi.

Setelah tulisan 'jadi' langkah selanjutnya adalah melakukan swasunting , ya?

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Proofreading  
Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia baca bisa diterima logika dan dipahami. untuk itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?
Susunannya sudah tepat atau belum?
Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?

Swasunting dalam bentuk ms words bisa di lakukan dengan menggunakan google doc

Mengapa harus melakukan proofreading?
Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan, untuk itu Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas atau mempublikasikan, contohnya menulis di kompasiana.com atau di blog pribadi
 
Kapan kita melakukan proofreading?
Melakukan proofreading beberapa saat setelah selesai menulis. "Jangan terburu-buru mengirimkan artikel. Kita melihat kembali (review) tulisan adalah hal bijaksana yang harus dilakukan. Penggunaan bahasa baku dan tidak baku serta aturan teknis berkaitan dengan ejaan perlu diperhatikan".
Memeriksa tulisan dilakukan setelah tulisan selesai, BUKAN ketika kita sedang melakukan penulisan/tulisan masih jalan separuh atau baru dua paragraf, dan sebagainya. Bertindaklah sebagai seorang "calon pembaca".
 

Langkah dalam melakukan proofreading?
Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD

Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Ada beberapa perubahan misalnya:
Perubahan *kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan*.

Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.

Sementara *pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan*.

Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.
Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan.

Bisa di cek laman:  https://ejaan.kemdikbud.go.id/  berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan kita.

Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Mengecek ejaan. Ejaan yang kita tulis harus merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.
Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

Konsistensi nama dan ketentuannya
Perhatikan judul Bab dan penomorannya  
Contoh penulisan kalimat :
Hari Minggu yang biasanya di gunakan untuk libur bersama, tetapi pada Hari Minggu, tanggal 18-09-2022 suamiku bersama teman-temannya mengadakan acara memancing ikan mas.
Pengulangan kata Hari Minggu (Hari ditulis huruf kapital?)
Lebih baik dibuat menjadi dua kalimat dan penulisan bulan di ganti menggunakan huruf
 
Contoh lain penulisan kata di .....
di + kata menunjukkan tempat (benda) >> di Jakarta (di pisah)
di + kata kerja >> disambung
di + peluk >> dipeluk (sambung, 'kan)
 
Hal-hal yang harus dihindari dalam penulisan
Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.
Hindari memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Sampai pada sesi pertanyaan :
Saya Evridus Mangung- Peserta KBMN 21.
P1. Apa bisa dibenarkan menulis sebuah kalimat tanpa mengulangi subjeknya. Misalnya: Lelaki ditemani senja. Menatap mega tanpa kata.
P2. Didalam pemaparan tentang gambar swasunting disebutkan salah satu aplikasi atau editing tools. Jujur, saya baru mendengar aplikasi ini. Pertanyaan saya, apakah aplikasi ini bisa didownloload? Jika ya, bolehkah dishare linknya atau apakah ada di playstore? Terima kasih. Salam
Jawab :
J1. Untuk puisi, tiada salahnya, Bapak. Untuk esai, masukkan ke dalam kalimat majemuk.
J2. Salah satu tools : google doc
Atau :
https://www.techtoolsforwriters.com/hemingway-app-a-proofreading-tool-for-writers/
Video mengatasi typo :
https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

P2
imro'atus Sholihah _ Jombang Jatim
Selama ini mungkin kita lebih akrab dengan kata _editing_.
Apa perbedaannya dengan _Proofreading_?
Kemudian lebih penting mana antara _editing atau proofreading_?
Setahu saya di sebuah buku yang dituliskan adalah editor bukan _Proofreader_.
Berikutnya
Ada tulisan ilmiah dan non-ilmiah, ada fiksi dan non-fiksi
Bagaimana melakukan proofreading terhadap tulisan tersebut yang tentunya berbeda?
J2   Benar di buku yang ditulis adalah Editor, bukan proofreader. Tentu dengan alasan ya, Bu.
Saya kutip dari laman uptbahasa.untan.ac.id

Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalahan-kesalahan mendasar lainnya.

Editing, orangnya disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit Mayor, semoga saya tidak salah, Editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader  melakukan uji baca pada ttulisan.

kembali mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id  >> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk mem-proofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor

Buku nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain (fiksi). Namun, pada fiksi yang sarat dengan dialog tentu ada aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan tanda baca yang benar. Ini ada dalam buku yang hendak saya jadikan GA.
Atau sementara kunjungi laman berikut.
https://blogsusanto.com/belajar-langsung-praktik-menulis-cerpen-bagian-3-narasi-dan-dialog/

P3
Bunda Ewi, mohon izin bertanya
Salah satu "tugas" Proofreading adalah memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami".
Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami.
Bagaimana menyiasati permasalahan ini?
Toto - Kota Bekasi
J3. untuk Pak Toto. *Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami.* Tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu.  Jika cara itu juga kita merasa seperti itu (semoga bukan karena egois ya he he he, berikan kepada orang lain, meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun kayak lebih tahu harus ke mana tuh bola ditendang

P5
Assalamualaikum Bu Ewi
Saya Ari Susanah dr SMPN 5 Tambun Selatan mohon ijin bertanya, apakah proffreading ini sesuatu tahapan wajib setelah kita melalui tahap editorial? Bukannya di layar komputer itu susah ada tanda jika tulisan kita tidak sesuai KBBI ya

J5  Misalnya jika bahasa Inggris menggunakan Grammarly ya, Bu?
Apakah proffreading ini sesuatu tahapan wajib setelah kita melalui tahap editorial? Jawabnya, Iya. Kita menulis laptop menggunakan keyboard, di tablet atau hape pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat akan tetapi, karena tanpa sengaja tombol tertentu, misalnya spasi, ikut tersentuh, melompat satu huruf dong. Misalnya begitu.

P6
Assalamualaikum, Bu Ewi saya Astri dari Bekasi ijin bertanya Bu Ewi ke PakDSus
 Kapan melakukan proofreading? Apakah pada saat menulis baru satu paragraf atau setelah tulisan selesai? Terimakasih mohon pencerahannya PakDSus
J7. Nah, ini dia pertanyaan yanga saya tunggu. Pada pesan suara sudah saya sampaikan tadi, he he he. *JANGAN SEKALI-KALI MELAKUKAN PROOFREADING KETIKA TUILISAN BELUM SELESAI ATAU BELUM JADI HINGGA PARAGRAF TERAKHIR*. Begitu, pesannya.
TUILISAN nih contohnya, ketahuan setelah saya selesai menulis

P7
HR. Utami_Semarang, mohon penjelasan. Apakah urutan prosesnya begini: writing, swasunting (mengedit sendiri), Editing, Proofreading, Cetak/ke Penerbit, Publishing? Atau apakah setelah proses proofreading kembali lagi ke penulis, kemudian langsung ke Penerbit atau setelah proses revising dari penulis langsung ke Pnerbit, dan Publish?
Mohon maaf, kalau boleh tahu berapa tarif profreader, naskah seperti apa yang memerlukan proses ini, dalam arti yang profesional (misalnya untuk published di Jurnal internasional?
J7 Bu Utami, proses proofreading tentu sebelum naik cetak ya. Coba saja, nanti jika buku kita akan naik cetak, naskah akan diberikan kepada penulis kembali.

https://yoriyuliandra.com/site/2019/07/11/pengalaman-menggunakan-proofreading-online-berbayar/

P8
Tanya, pak D
Hesti A-MAkassar
Untuk tugas tersebut apa hanya memberi tanda baca atau boleh merubah tulisannya,.manambah atau mengurangi. Terima kasih.
J8 Intinya, agar tulisan mudah dipahami oleh pembaca, Bu. Jika salah meletakkan tanda baca, ya diperbaiki. Jika strukturnya keliru, konfirmasi dengan penulis: *"Apa yang Anda maksud dengan tulisan ini, Besty?"*

P9
Farida Lisanti
Dari Musi Rawas
Assalamu'alaikum Pakde Saya sangat setuju yg disampaikan Pakde bahwa melakukan proofreading sebelum menerbitkan tulisan karena tulisan saya juga banyak typo/salah tik, sehingga menjadi tidak efektif.
Pertanyaan saya, selain typo adakah ciri-ciri lain kalimat tidak efektif sehingga tulisan kita renyah dibaca?

Terima kasih
J9. Hindari kesalahan minor yang "mengganggu" kenyamanan pembaca.
Selain typo adakah ciri-ciri lain kalimat tidak efektif sehingga tulisan kita renyah dibaca? Ada
Ya pedomani EYD untk penggunaan tanda baca dan tentu saja kosa kata. Kalau kalimatnya muter-muter dengan kosa kata yang itu-itu saja, ya _bosenin_ dan membuat kalimat tidak efektif.

P10
Indah Ratna - Banjarnegara
Assalamu'alaikum wr.wb
Salam kenal pak Susanto
Materi bapak sangat menarik, dan saya jadi nambah pengetahuannya...terima kasih bapak.

Saya ingin bertanya pak: untuk melakukan proofreading apa bisa kita lakukan seorang diri? Misal resume mengikuti pelatihan menulis ini pak. Karena kadang saya merasa diburu dengan waktu agar bisa segera kirim resume. Biar sudah plong kalau sudah ngirim,  sehingga kadang saya tidak pernah mengendapkan dulu, tapi lamgsung kirim. Nah kira-kira apa trik yang efisien agar tulisan kita cepat terkoreksi dan cepat bisa dikirim
Terima kasih atas pencerahannya bapak

J10. Bu Indah Ratna - Banjarnegara (Bu de saya di Kuta Banjar) dekat alun-alaun belakang SMPN 1. Terima kasih pertanyaannya. Salam kenal kembali.
Untuk kepentingan pengiriman resume, kadang diburu oleh waktu. Namun, sesudahnya bisa diedit kembali atau diperbarui kok tulisan di blog. Kita bicara lebih banyak untuk tulisan lain selain tugas meresume, misalnya nanti jika kita akan menyatukannya menjadi buku, maka naskah kita selesaikan, sesudah itu, lakukan proofreading sebagaimana sudah dijelaskan langkahnya.

P11

Assalamu'alaikum.. Yulis , Banyuwangi ijin bertanya pak.. Saya jujur sering terjadi hal ini, selalu ada kesalahan ketika saya tinjau ulang dan hal ini sering karena ketergesaan ketika apa yang ingin saya tuangkan biar tidak lewat begitu saja dan lupa, yang ingin saya tanyakan... Bagaimana kita bisa fokus dan konsisten menulis lugas dan jelas ketika kita dituntut untuk runtut menulis cerita, dan bagaimana kita menulis yg baik dan benar namun tidak ingin terbebani perasaan apakah tulisan itu salah atau tidak .

J11. Ibu atau Bapak Yulis.Anda, penulis sejati. Seharusnya begitu. Tulis saja hingga rampung. Benar, biar tidak lewat begitu saja dan lupa.
Ilmu menulis, diterapkan ketika menulis, misalnya satu paragraf satu ide pokok. Selebihnya, memainkan kosa kata menjadi kalimat yang enak dibaca (pinjam istilah Omjay). Sedangkan tata bahasa, aturan EYD, digunakan setelah tulisan selesai. Jadi, ya, jangan terbebani dengan perasaan. Apalagi rasa bersalah. Ah, emang salah sama siapa, he he he. Semoga menambah semangat.

P12
saya  candra dari Jakarta
saya izin bertanya
apakah penulis penulis dulu itu memakai proofreading dalam membuat tulisanya , bagaimana kita yg mempuyai keterbatasan dalam hal sarana prasarana  untuk  Aplikasi yg pak Sus paparkan
J12. Jangan dikira peneulis-penulis dahulu tidak melakukan proofreading. Naskah proklamasi juga ada coretannya, tanda dilakukan uji baca atau yang disebut dengan proofreading.

Semoga tercerahkan dan bersemangat ya, Pak.

Terimakasih ilmu nya pakDsus
Terimakasih Bunda Helwiyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun