Mohon tunggu...
Ratna Susila
Ratna Susila Mohon Tunggu... Guru - Penulis, Blogger

Selama masih di beri kesempatan untuk menulis. Menulislah setiap hari. Berbagi hal baru itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Karya Ilmiah Menjadi Buku

16 Januari 2023   23:00 Diperbarui: 16 Januari 2023   23:09 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wadah Belajar dan Info Pendidikan
Dari Karya Ilmiah Menjadi Buku
- January 16, 2023
Kelas KBMN pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 Januari 2023 dengan tema tema MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH yang disampaikan oleh narasumber Bapak Eko Daryono, S.Pd dan moderator Ibu Nur Dwi Yanti, S. Pd.

Malam begitu terang, seperti terangnya mata dan pikiran, malam ini saya siap menerima ilmu dari narasumber yang bisa lebih akrab di panggil Mr. Yons yang hebat dan ibu moderator yang hebat pula.
Kelas malam ini di buka oleh ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd atau lebih dikenal dengan ibu NDY alumnus Kelas BM Gelombang 24 dan mendapat kepercayaan sebagai bagian dari tim solid di bawah asuhan Om Jay.

Kata - kata penyemangat awal yang membuat diri ingin lebih dan lebih lagi untuk segera menyimak materi.
"Jangan biarkan mata pena kita mengering menguap tak berarti"
disinilah kita para ksatria pena berkomitmen dan konsisten untuk terus berkarya.

Tetap konsisten berkarya, memulai dan terus memulai dari kemalasan kita, kemalasan tangan yang tak ingin menari diatas kertas. Kalahkan itu, dan menulislah dan selalu menulis.

Kelas dilanjutkan masih dengan kata semangat ibu NDY yang hebat. Saya jadi teringat salah satu tokoh motivational speaker terkenal dari Amerika John Maxwell, menggambarkan passion sebagai “the fuel for will’ atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya.

Inilah komitmen dan konsisten dalam menulis, sama halnya saat kita melakukan suatu analisis, menguji suatu tindak penelitian sehingga terbentuklah laporan dituangkan dalam karya tulis yang kita kenal karya ilmiah.

Namun sayangnya terkadang karya ilmiah tersebut hanya tersimpan di loker lemari kita dan di perpustakaan dan terkadang terlupakan.

Tak kenal maka tak sayang, ibu NDY memperkenalkan biodata dari Mr. Yons agar kita dapat mengenal lebih jauh dan dapat mencintai bahkan mencontoh prestasi beliau.

Sekilas mengenal Mr. Yons sosok guru yang bersahaja yang tergerak dan menggerakan dan membawa dampak bagi dirinya serta lingkungan. Selain sebagai pengajar, juga sebagai penulis, narasumber serta memiliki prestasi yang luar biasa 👏👏👏👏 dapat diintip pada blog beliau :

https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html
Profil Mr Yons

Menilik dari kontribusi besar Om Jay, Mr Yons adalah bagian dari Akademi Omjay pada Angkatan ke-12. Berkat tantangan menulis dari para narasumber tim solid Om Jay akhirnya Mr. Yons menjadi orang hebat seperti sekarang ini.

Materi malam ini adalah Menulis Buku dari Karya Tulis Ilmiah lebih tepatnya Menerbitkan buku dari Karya Tulis Ilmiah

Tema yang sekilas teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku, Meski demikian, standar tersebut sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis terkadang berbeda persepsi.

Dimulai dari Apa itu KTI?

KTI adalah Karya Tulis Ilmiah.

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah.

Apa saja yang termasuk KTI?

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku.
KTI Nonbuku antara lain : KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi
KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal
KTI berupa ulasan atau resensi

KTI buku antara lain : Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi
Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan
Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding

Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.

Bagaimana struktur penulisan KTI?

Umumnya seperti struktur bab berikut ini :

Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus.

Apa sih perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku?

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI.

Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab.

Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis.

Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku?

Caranya dengan : Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

Contoh buku konversi dari hasil penelitian Mr. Yons sendiri.

Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas.

Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.

Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh  PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku.

Misal pada konversi PTK yang Me. Yons buat, Beliau mengubah pendahuluan dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku.

Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

Modifikasi Bab II

Sebagai contoh isi bab II dari PTK yang Mr. Yons susun sebagai berikut:
Susunan bab dan sub bab di atas Beliau rubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu :

Modifikasi Bab III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya.

Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.

Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya.

Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.

Misal dari contoh ini, langkah-langkah tindakan yang Beliau lakukan adalah include di Bab V dengan sub Tahapan Penerapan Every One is Teacher Here Menggunakan Model Tindakan Kelas.

Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan.
sebagai contohnya berikut ini :
Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan. Pada bagian ini adalah hal yang paling menantang. Butuh ekstra di bagian Bab III. Jika perlu butuh mentoring untuk editingnya.

Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV.

Sebagai contoh, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK.
Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

Misalnya Mr. Yons pernah mengedit buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur. Foto-fotonya full karena memang berisi cara membuat kerajinan, makanan.

Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan.

Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

Mr. Yons menguraikan beliau pernah mengedit desertasi yang bagian penutupnya komplit terkait dengan implikasi substansi isi buku.
MANTAPPPP Mr

Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku?

Nahhh ini yang saya tunggu - tunggu dari Beliau.

Pertama. keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang original punya penulis sendiri.

Karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah menggunakan generate machine untuk pengecekannya.

Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak.
Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis.
Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca.
Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan.

Ketiga, memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis.

Keempat, modifikasi bahasa buku.

Hindari pemakaian penanda transisi menurut, hal itu sesuai dengan pendapat, lebih lanjut si A menyatakan, berdasarkan hal tersebut.
Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis.

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Mantap.
Luar biasa ..BRAVO Mr. Yons..

Paparan diakhiri dengan mengembalikan waktu kepada sang moderator hebat Ibu NDY.

Sebuah paparan yang membuka pikiran kita kita dalam mengkonversi karya ilmiah menjadi sebuah buku yang menarik. Memberi tantangan pada kita tentang perbedaan ketika kita menulis dari awal dengan mengkonversi suatu karya tulis dan tentu dengan tingkat kesulitan yang berbeda.

Paparan ini mengundang para peserta untuk mengkonversi karya ilmiahnya menjadi sebuah tulisan yang menarik dan bisa menghasilkan. Jangan biarkan bersembunyi dalam almari buku di rumah.


Luar biasa sekali malam ini..

Penutupan oleh ibu moderator NDY dan kata - kata penyemangat dari Mr. Yons menggugah jiwa raga segera ingin memberontak membuka kembali data lama, file lama, PTK lama yang hanya terselip di ujung lemari buku.

Dari apa yang dipaparkan Mr. Yons sangat luar biasa. Bagaimana kita membuka cakrawala kita dalam mengkonversi KTI menjadi buku yang menarik, buku yang memiliki daya jual.

Harus mempunyai keberanian untuk mencoba. PTK ,best practice juga Tesis bisa di jadikan sebuah buku.

Tidak ada kata yang tidak mungkin, bahan sudah ada di depan mata kita. Tinggal bagaimana kita siap berkomitmen dan konsisten dalam mengorversi sebuah karya tulis ilmiah.

Pesan terakhir pada malam ini dari Mr. Yons terkumandang. Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita, Prinsipnya agar kita mantap menjadikan KTI menjadi buku adalah : “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.”

Kejujuran adalah hal yang utama.

Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun