Mohon tunggu...
Ratna Nur Pujiastuti
Ratna Nur Pujiastuti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Public Health

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswa KKN Undip Bangkitkan Potensi Batik Tulis di Desa Ringin, Rembang

11 Februari 2020   15:04 Diperbarui: 13 Februari 2020   12:36 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ringin, Rembang -- Selasa, 30 Januari 2020, Kota Rembang memiliki batik tulis khas yang banyak diminati oleh masyarakat luas. Salah satu desa yang memiliki potensi dalam bidang batik adalah Desa Ringin di Kecamatan Pamotan. Batik Tulis Desa Ringin dikelola oleh Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Ringin yang jumlah pembatiknya sudah mencapai 30 orang meskipun baru dirintis 6 bulan yang lalu.

Dengan hadirnya Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro di Desa Ringin, potensi Batik Tulis Desa Ringin turut dikembangkan melalui program multidisiplin yang bertemakan "Program Peningkatan Manajemen dan Pengelolaan Produksi Batik oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Desa Ringin". Program ini dilaksanakan pada Selasa, 30 Januari 2020 di Balai Desa Ringin dengan menghadirkan seluruh pembatik PKH dan non-PKH yang aktif bekerja di industri batik luar Desa Ringin.

Pada kesempatan ini, Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro berbagi ilmu dan berdiskusi kepada pembatik mengenai cara mengolah limbah batik, penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada saat proses membatik, dan cara pemasaran batik melalui media sosial. Program ini dihadiri oleh 35 pembatik PKH dan non-PKH yang memiliki antusisme tinggi dengan dilihat dari keaktifan saat diskusi tanya jawab.

dokpri
dokpri
Sesi pertama dimulai dengan materi pengolahan limbah. Cara yang digunakan dengan memanfaatkan tawas dalam proses penjernihannya, sehingga saat dibuang ke saluran air tidak langsung mencemari air. Sesi kedua dilanjutkan dengan penerapan K3 dalam proses pembatikan.

Pada sesi ini, pembatik dikenalkan pada potensi bahaya yang mungkin terjadi dan cara untuk meminimalisir bahaya serta Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan saat proses pembatikan. Sesi ketiga ditutup dengan pengenalan media sosial dan cara memasarkan produk menggunakan media sosial. Dengan adanya media sosial, produk dapat dipromosikan dengan lebih menarik, hemat biaya, dan mudah diakses oleh calon pembeli.

Harapannya dengan adanya program ini, Batik Tulis Desa Ringin dapat semakin berkembang dan dipasarkan lebih luas lagi. Selain itu, pembatik juga dapat menerapkan proses pembatikan yang lebih aman dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun