Semangat dalam pengertian umum di gunakan untuk mengungkapkan minat yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan.Para ahli mengemukakan terkait semangat yaitu :
Menurut Hariyanti Semangat adalah kesediaan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih. Menurut Hasibuan Semangat adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.
Semangat adalah perasaan yang sangat kuat yang di alami oleh setiap orang, dapat dilihat sebagai bagian fundamental dari suatu kegiatan sehingga sesuatu dapat ditujukan kepada pengarahan potensi yang menimbulkan, menghidupkan, menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi.
Mengutip buku Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan oleh Hamzah (2021), motivasi adalah dorongan dasar yang mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut pandangan tradisional belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut pandangan modern belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Dalam buku Psikologi Pendidikan, Mustaqim mendefinisikan pengertian belajar berdasarkan pendapat para ahli diantaranya adalah:
Menurut Lyle E. Boume JR.Bruce R.Ekstrand belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan. Menurut Diffotd T.Morgan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengolahan yang lalu. Menurut Mustofa Fahmi Sesungguhnya belajar adalah ungkapan yang menunjukkan tingkah laku/pengalaman. Menurut Guilfrod belajar adalah perubahan yang dihasilkan dari rangsangan.
Mengambil beberapa definisi di atas belajar secara umum dapat di simpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.
motivasi belajar adalah suatu dorongan yang perlu dimiliki oleh setiap siswa. Tanpa adanya motivasi, maka siswa akan kesulitan dalam menjalankan kegiatan belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Pastinya, hal ini akan memberikan dampak buruk bagi perkembangan kognitif dan prestasi siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa perlu diketahui akar penyebabnya agar bisa ditemukan solusi yang tepat. Mengingat, setiap siswa memiliki problem masing-masing yang tidak bisa disamaratakan penanggulangannya.
Motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.
Lalu, apa saja penyebab motivasi belajar siswa rendah?
Penyebab Motivasi Belajar Siswa Masih Rendah:
1. Guru Tidak Memberikan Motivasi Kepada Siswa
Penyebab motivasi belajar rendah yang pertama adalah karena tidak adanya dukungan atau motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa.
2. Siswa Tidak Menyukai Cara Pengajaran Guru
Terkadang, ada beberapa guru yang memiliki sistem atau cara mengajar yang tidak menarik, sehingga tidak disukai oleh murid-muridnya. Sebaiknya, metode belajar yang diterapkan tidak monoton, sehingga siswa bisa lebih antusias dalam belajar.
3. Siswa Tidak Menyukai Mata Pelajaran Tertentu
Setiap siswa mempunyai bakat dan keahlian bidang masing-masing. Misalnya, anak yang tidak pandai belajar matematika terkadang memiliki keahlian di bidang lain, misalnya seperti seni atau sastra. Siswa dengan kemampuan seperti ini perlu dipahami oleh guru dan diberikan metode pembelajaran yang menarik.
4. Motivasi Dalam Diri Siswa yang Lemah
Setiap siswa perlu memiliki kesadaran untuk aktif belajar agar bisa berprestasi.
5. Siswa yang Bermasalah
Misalnya bergabung ke geng motor, salah pergaulan, sering terlibat tawuran, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, guru BK memiliki tugas penting untuk merangkul para murid yang bermasalah tersebut agar kembali menjadi siswa yang aktif belajar.
6. Kurangnya Perhatian Orang Tua di Rumah
Permasalahan lain yang menyebabkan siswa tidak bersemangat belajar adalah karena merasa kurangnya perhatian dari orang tua di rumah. Orang tua yang jarang di rumah dan sibuk dengan urusannya sendiri terkadang membuat anak merasa terlantar, sehingga tidak berminat untuk belajar yang sungguh-sungguh.
Setelah menyimak penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa faktor rendahnya motivasi belajar siswa bisa disebabkan karena berbagai hal, baik dari guru, orang tua, maupun diri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas bagi orang tua dan guru dalam membimbing siswa agar lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H