Mohon tunggu...
Ratna Nur Salim
Ratna Nur Salim Mohon Tunggu... Musisi - Music educator

Mom of two kids

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bloom's Taxonomy

17 Oktober 2021   14:51 Diperbarui: 17 Oktober 2021   15:05 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyusunan kurikulum dan lesson plan di sekolah-sekolah pada saat ini sering mengacu kepada susunan hierarki Bloom's Taxonomy atau Taksonomi Bloom yang sangat terkenal, terutama ranah kognitif yang terdiri dari paling rendahnya adalah mengingat/menghafal, lalu memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan yang paling tinggi adalah menciptakan. Ini mengacu pada Taksonomi Bloom revisi yang dikeluarkan oleh Lorin Anderson pada tahun 2001. Namun, siapakah sebenarnya Bloom?

Benjamin Samuel Bloom (1913 -- 1999), adalah seorang psikolog pendidikan yang berasal dari Amerika Serikat. Merupakan ketua dari Research and Development Committees of the College Entrance Examination Board pada tahun 1940 -- 1960, dan juga seorang President of the American Educational Research Association pada tahun 1965 -- 1966. Keenam tingkatan yang telah disebutkan di atas merupakan hierarki pada ranah kognitif, namun sebenarnya Bloom juga menyusun hirerarki untuk ranah afektif (perasaan dan emosi) dan psikomotor (perilaku), namun lebih jarang digunakan/dibicarakan.

Menggunakan taksonomi Bloom, guru sebagai perancang pembelajaran dapat dengan mudah mengendalikan dan menyesuaikan tujuan belajar, aktivitas belajar dan proses evaluasi. Taksonomi ini juga dapat digunakan di berbagai subyek di sekolah. Namun, dengan adanya pembagian seperti ini, sebagian pengajar juga merasa kegiatan pembelajaran menjadi terlalu kaku dan kurang fleksibel, karena cara belajar tiap anak dapat berbeda-beda, dan tidak semua anak memiliki starting point pembelajaran yang sama.


Dalam pandangan saya pribadi, taksonomi Bloom ini berguna untuk mengembangkan kurikulum dan desain pembelajaran pada suatu institusi agar pembelajaran menjadi lebih terarah dan terstruktur. Sebagai administrasi juga berguna apabila dilakukan penilaian atau studi banding dengan lembaga pendidikan lainnya. Karena sama-sama menggunakan istilah yang terdapat dalam taksonomi Bloom, maka pihak yang membaca dokumen administrasi sebuah institusi akan mengerti sejauh apa pembelajaran dilakukan, tanpa harus melakukan observasi yang panjang. 

Namun pada praktek pembelajaran di kelas, guru harus diberikan keleluasaan untuk melakukan aktifitas pembelajaran sesuai dengan peserta didik yang hadir di kelas, yang tentunya masih mengacu kurikulum dan lesson plan yang dibuat. Contohnya, dalam satu kelas tujuan pembelajaran pada hari itu adalah menguraikan proses rangkaian listrik. Siswa bisa diberi keleluasaan untuk media yang digunakan, misalnya ada yang menggunakan gambar di kertas, ada yang menggunakan presentasi dan video, dan lain sebagainya, yang penting tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun