Oleh : Ratnaningsih, M.Pd.
CGP Angkatan 5 Kabupaten Lamongan Jawa Timur
'Apa pun perubahan kecil itu, jika semua guru melakukannya secara serentak, kapal besar yang bernama Indonesia ini pasti akan bergerak' (Nadiem Makarim)
Jurnal Refleksi ini menggunakan Model 9: Gaya Round Robin
Alhamdulillah saya sudah sampai pada modul terakhir Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 5 yaitu modul 3.3, tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Jurnal refleksi dengan Gaya Round Robin ini saya susun untuk mengungkapkan, mendokumentasikan dan berbagi perasaan, pengalaman, gagasan, dan praktik baik yang saya lakukan dan alami dalam menjalani alur pembelajaran Merdeka  Modul 3.3.
Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini?
Setelah mempelajari modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid hal yang paling saya kuasai adalah materi/ teori tentang kepemimpinan murid (student agency). Kepemimpinan murid berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitarnya. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, bukan hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain.
Murid berperan aktif  dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, sehingga akan menunjukkan motivasi belajar yang tinggi dan mampu menentukan tujuan belajarnya sendiri. Pada saat murid menjadi pemimpin dan berperan aktif dalam proses pembelajarannya sendiri, maka hubungan guru dengan murid akan menjadi bersifat kemitraan.
Konsep kepemimpinan murid antara lain:
- Kepemimpinan murid adalah sesuatu yang dapat kita dorong
- Murid mengambil kepemilikan dan tanggung jawab atas proses belajarnya sendiri.
- Murid memiliki suara dan pilihan atas apa yang akan mereka pelajari, bagaimana mereka belajar dan mengorganisir pembelajaran mereka.
- Murid dapat memilih arah dan cara mencapai tujuan pembelajaranya sendiri.
Untuk menumbuhkan kepemimpinan murid maka harus memperhatikan dan mempertimbangkan; suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership).
Suara (voice) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan  mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.
Pilihan (choice) merupakan peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam sosial, lingkungan, dan pembelajaran. Sedangkan  Kepemilikian (ownership) merupakan rasa keterhubungan (baik secara fisik, kognitif, maupun emosional) dengan apa yang dipelajari, keterlibatan aktif , dan investasi pribadi seseorang dalam proses belajar.
Tugas guru adalah menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan  dalam apa yang mereka pikirkan,  niat yang mereka tetapkan,  bagaimana mereka melaksanakan niatnya, dan merefleksikan tindakannya.
Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya?
Saya merasa demikian karena sudah melalui proses belajar dengan alur Merdeka. Bersama dengan teman-teman CGP, Pengajar Praktik Bapak Mubtadi Faisol Athobari dan Fasilitator Bapak Lukman Hidayat alur merdeka telah saya lalui dengan penuh semangat.
Mulai dari diri, pada alur ini CGP diajak melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar di masa lalu dan menyimpulkan apa yang dimaksud program yang berdampak pada murid. Pada alur Eksplorasi konsep saya bersama CGP lain melakukan kegiatan membaca, diskusi dan refleksi.
Melalui alur Ruang Kolaborasi saya dan CGP lain secara berkelompok/ berkolaborasi membuat dan mempresentasikan contoh program/ kegiatan di sekolah yang menggambarkan kepemimpinan murid. Â Pada alur Demostrasi Kontekstual CGP membuat prakarsa perubahan dalam bentuk rencana program/ kegiatan dengan menggunakan model manajeman perubahan BAGJA.
Pemahaman semakin baik ketika pada alur Elaborasi Pemahaman kembali mendapat pencerahan dari instruktur hebat Ibu Febriandrini Kusuma. Karena dalam ruang ini CGP bisa berdiskusi dan bertanya jawab dengan instruktur berkaitan dengan program/ kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan kepemimpinan murid. Sayapun telah menghubungkan materi saat ini dengan materi lain dari 9 modul sebelumnya yang sudah saya pelajari dalam alur Koneksi Antarmateri.
Dan alur terakhir dalam Aksi Nyata saya telah menjalankan tahapan BAGJA yaitu tahan B (Buat Pertanyaan) dan tahap A (Ambil Pelajaran).
Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini?
Yang belum saya kuasai setelah mempelajari modul 3.3 ini adalah berkaitan dengan tugas guru untuk menyediakan lingkungan yang dapat menumbuh kembangkan kepemimpinan murid.
Saya tahu terdapat 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, yaitu: 1) Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif. 2) Lingkungan yang mengembangkan ketrampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai kebajikan di sekolah. 3) Lingkungan yang melatih ketrampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun nonakademik. 4) Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 5) Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan, atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampauai pemenuhan kepentingan individu, kelompok maupun golongan. 6) Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif  dalam proses belajarnya sendiri, dan 7) Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit  di tengah kesempitan dan kesulitan.
Untuk mewujudkan lingkungan dengan 7 karakteristik tersebut saya merasa masih mengalami kendala dan kesulitan.
Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Saya akan lebih banyak belajar dengan cara lebih banyak membaca literatur, bertanya dan berdiskusi dengan teman-teman CGP, meminta masukan dari pengajar praktik atau fasilitator yang lebih berpengalaman dalam menciptakan lingkungan yang mampu menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
Apa yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini?
Yang kadang-kadang masih membingungkan saya adalah menyusun program kegiatan di sekolah yang sudah benar-benar memperhatikan dan mempertimbangkan 3 poin utama  yaitu suara, pilihan dan kepemilikan murid yang didukung oleh lingkungan yang mampu menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Ada rasa kuatir jika yang saya lakukan belum melibatkan suara, pilihan dan kepemimpinan murid dengan maksimal.
Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan!
Dalam mewujudkan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, guru diharapkan memberikan ruang dan kesempatan pada murid untuk terlibat secara langsung dalam penyusunan program kegiatan. Secara teori seperti saya cantumkan di atas saya sudah memahami bahwa murid memiliki voice, choice dan ownership yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam penyusunan program kegiatan di sekolah. Tetapi dalam pelaksanaanya saya masih ada beberapa kendala, dan kendala tersebut  membuat saya merasa sedikit bingung.
Sebenarnya saya sudah berusaha untuk melibatkan murid dalam menyusun program yang saya buat. Sebagai contoh saya menyusun program kegiatan dengan nama : Selasi Manis (Selasa Literasi dengan Semangat dan Kuis). Prakarsa perubahannya adalah: Meningkatkan tingkat pemahaman murid dalam berliterasi dengan Selasi Manis. Pada saat menyusun program dengan tahapan BAGJA pada tahan B (Buat Pertanyaan) saya sudah mengajak sebagian murid untuk berdiskusi berkaitan dengan program yang saya susun. Begitu juga pada tahap A (Ambil Pelajaran), saya juga sudah melibatkan murid dengan jumlah yang lebih besar untuk berdiskusi serta mengadakan survey pada murid mengenai program yang saya susun tersebut.
Tetapi saya merasa bahwa keterlibatan murid belum maksimal, karena mereka lebih banyak mengikuti rencana yang saya susun. Ketika saya tanyakan 'apa anak-anak ada yang usul atau memberi masukan?', hanya beberapa murid saja yang berani mengungkapkan pendapatnya.
Mengacu dari pengalaman ini, untuk ke depan saya akan berusaha lebih keras agar saya dapat melibatkan voice, choice dan ownership murid dalam penyusunan program kegiatan di sekolah lebih besar dan lebih maksimal, dengan cara lebih memperhatikan prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi murid dengan komunitas, antar lain: membangun suasana yang menghargai murid, mendengarkan murid, dialog atau komunikasi dengan murid, dan menempatkan murid dalam kursi pengemudi. Semoga saya bisa melaksanakannya.
Guru Penggerak: Tergerak, Bergerak, Menggerakkan
Salam dan Bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H