Saya tahu terdapat 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, yaitu: 1) Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif. 2) Lingkungan yang mengembangkan ketrampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai kebajikan di sekolah. 3) Lingkungan yang melatih ketrampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun nonakademik. 4) Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 5) Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan, atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampauai pemenuhan kepentingan individu, kelompok maupun golongan. 6) Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif  dalam proses belajarnya sendiri, dan 7) Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit  di tengah kesempitan dan kesulitan.
Untuk mewujudkan lingkungan dengan 7 karakteristik tersebut saya merasa masih mengalami kendala dan kesulitan.
Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Saya akan lebih banyak belajar dengan cara lebih banyak membaca literatur, bertanya dan berdiskusi dengan teman-teman CGP, meminta masukan dari pengajar praktik atau fasilitator yang lebih berpengalaman dalam menciptakan lingkungan yang mampu menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
Apa yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini?
Yang kadang-kadang masih membingungkan saya adalah menyusun program kegiatan di sekolah yang sudah benar-benar memperhatikan dan mempertimbangkan 3 poin utama  yaitu suara, pilihan dan kepemilikan murid yang didukung oleh lingkungan yang mampu menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Ada rasa kuatir jika yang saya lakukan belum melibatkan suara, pilihan dan kepemimpinan murid dengan maksimal.
Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan!
Dalam mewujudkan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, guru diharapkan memberikan ruang dan kesempatan pada murid untuk terlibat secara langsung dalam penyusunan program kegiatan. Secara teori seperti saya cantumkan di atas saya sudah memahami bahwa murid memiliki voice, choice dan ownership yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam penyusunan program kegiatan di sekolah. Tetapi dalam pelaksanaanya saya masih ada beberapa kendala, dan kendala tersebut  membuat saya merasa sedikit bingung.
Sebenarnya saya sudah berusaha untuk melibatkan murid dalam menyusun program yang saya buat. Sebagai contoh saya menyusun program kegiatan dengan nama : Selasi Manis (Selasa Literasi dengan Semangat dan Kuis). Prakarsa perubahannya adalah: Meningkatkan tingkat pemahaman murid dalam berliterasi dengan Selasi Manis. Pada saat menyusun program dengan tahapan BAGJA pada tahan B (Buat Pertanyaan) saya sudah mengajak sebagian murid untuk berdiskusi berkaitan dengan program yang saya susun. Begitu juga pada tahap A (Ambil Pelajaran), saya juga sudah melibatkan murid dengan jumlah yang lebih besar untuk berdiskusi serta mengadakan survey pada murid mengenai program yang saya susun tersebut.
Tetapi saya merasa bahwa keterlibatan murid belum maksimal, karena mereka lebih banyak mengikuti rencana yang saya susun. Ketika saya tanyakan 'apa anak-anak ada yang usul atau memberi masukan?', hanya beberapa murid saja yang berani mengungkapkan pendapatnya.
Mengacu dari pengalaman ini, untuk ke depan saya akan berusaha lebih keras agar saya dapat melibatkan voice, choice dan ownership murid dalam penyusunan program kegiatan di sekolah lebih besar dan lebih maksimal, dengan cara lebih memperhatikan prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi murid dengan komunitas, antar lain: membangun suasana yang menghargai murid, mendengarkan murid, dialog atau komunikasi dengan murid, dan menempatkan murid dalam kursi pengemudi. Semoga saya bisa melaksanakannya.