Mohon tunggu...
Ratnaningsih
Ratnaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu rumah tangga dari Kab. Lamongan

Suka membaca dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Kaya = Guru Idaman

24 November 2022   13:58 Diperbarui: 24 November 2022   14:06 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru kaya hati, yaitu guru yang mampu mengelola hatinya.  Guru yang memiliki inner beauty, seperti memiliki kesabaran yang berlapis-lapis, jujur dalam berkata dan bertindak, smart, dan yang tertinggi adalah  ikhlas. Karena dalam hatilah  tempat ikhlas bertahta.  Guru sejati adalah guru yang senantiasa memiliki sifat ikhlas dalam keadaan bagaimanapun. Tidak pernah mengeluh, tidak mudah marah, apalagi menyerah. Guru hendaknya senantiasa selalu meluruskan niat agar ikhlas bisa menjadi penuntun dan ruh dalam profesi yang dijalankan. Tentunya hal itu bukan sesuatu yang mudah. Guru dituntut melengkapi beragam administrasi  yang melelahkan, murid dengan berbagai tipe yang seringkali menguji kesabaran adalah sedikit contoh penguji keikhlasan.

Guru yang pintar itu mahal, tetapi guru yang peduli dan ikhlas itu jauh lebih mahal, begitu kata mas menteri pendidikan Bapak Nadhim Makarim.

Guru kaya nasihat. Raga membutuhkan makan, jika tidak mendapat asupan makanan, maka akan menyebabkan lemah bahkan sakit, begitupun dengan jiwa. Makanan jiwa adalah nasihat, jika jiwa tidak mendapat nasihat maka akan berakibat munculnya kegersangan dan kehampaan. Sekecil apapun nasihat dari guru, pasti merupakan sesuatu yang akan bermanfaat bagi masa depan murid-muridnya.

Ketika guru memberi nasihat; "besok jangan terlambat masuk kelas lagi ya nak...",  adakah nilai besar yang  bermanfaat buat masa depan? Ya, kedisiplinan. Disiplin tidak akan dapat terbentuk dalam tempo sekejab, tetapi perlu latihan dan pembiasaan dalam jangka waktu yang panjang. "Dilarang menyontek saat ulangan", tanpa kita sadari nasihat sederhana itu yang akan mengantarkan manusia menjadi pribadi yang mampu bersikap jujur. Jika sudah terbiasa jujur di sekolah, maka akan terbawa kelak ketika dewasa, jujur di lingkungan masyarakat, jujur di tempat kerja, pun akan jujur ketika memegang amanah, menjadi pejabat misalnya.

"Anak-anak, silakan kerjakan tugas secara berkelompok!...", sesering apa guru memberi nasihat demikian? Hampir setiap hari, betul...? Kalimat biasa itu ternyata kaya makna. Pada saat itulah guru sedang mengajarkan pada murid untuk selalu bekerjasama, berkolaborasi dalam setiap memecahkan masalah. Kemampuan bekerjasama atau berkolaborasi tersebut ternyata sangat berguna bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Murid diajarkan mengesampingkan ego, karena selain kepentingannya ada kepentingan orang lain yang mesti diperhatikan. Selain pendapatnya ada pendapat orang lain yang perlu dihargai.

Jadi sekecil apapun bentuknya,  dan sepahit apapun rasanya, nasihat dari guru memiliki tujuan untuk mengingatkan murid agar menjadi manusia lebih baik dari sebelumnya di masa mendatang.

Guru kaya doa. Doa adalah senjata terampuh bagi guru untuk keberhasilan murid-muridnya. Doa guru untuk murid adalah salah satu doa yang mustajabah, Sejajar dengan doa orang tua bagi anak-anaknya, serta doa nabi untuk umatnya.

Dengan tulus ikhlas, mari para guru menyempatkan sejenak untuk menyebut dan membayangkan wajah murid-murid kita, seraya memanjatkan doa memohon kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa agar mereka dimudahkan dalam menyerap ilmu, menjadi anak yang sholih dan sholihah, taat kepada Allah SWT dan rasulnya, taat  guru dan orang tua serta masyarakat. Memohon kepada Allah SWT agar murid-murid dapat meraih keberhasilan di dunia dan keberhasilan kelak di akhirat.  Bisa jadi keberhasilan kita saat ini adalah berkat doa  guru kita dahulu. Wallahu a'lam.

'Kekayaan-kekayaan' itulah yang bisa menjadikan kita sebagai guru ideal dan idaman, impian setiap pendidik. Guru yang selalu didambakan oleh murid, mampu menyelami hatinya, mampu membangun karakter  dan bisa menjadi panutan bagi murid dan masyarakat. Terlalu sempit jika seorang guru hanya bisa mengajar atau menjelaskan pelajaran hingga mudah dipahami. Itu hanyalah sebatas keahlian profesi. Guru yang 'kaya' tidak hanya memiliki satu jenis kecerdasan saja, melainkan kompilasi dari berbagai jenis kecerdasan. Dan itu akan tampak dalam karakter dan perilakunya.

Empat kompetensi  standar yang wajib dimiliki guru yakni pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional baru mencerminkan kita sebagai 'guru biasa'. Jika ditunjang dengan 'kekayaan' special barulah akan menjadi guru yang 'tidak biasa' atau 'guru kaya'. Untuk mewujudkannya membutuhkan proses yang panjang. Seorang guru harus bisa membangun, mengembangkan dan mengarahkan diri menjadi pribadi yang sadar akan tanggung jawab besar yang diembannya, yakni mencerdaskan anak bangsa.

Bangsa dan negara ini tidak membutuhkan guru biasa yang hanya cerdas intelektualnya, melainkan membutuhkan guru yang selain cerdas juga memiliki karakter dan kekayaan spesial dan mampu menjadi teladan bagi murid-muridnya. Jadi, janganlah memilih menjadi guru yang biasa saja, tetapi ayo kita pilih menjadi 'guru kaya' agar menjadi idaman dan dibutuhkan oleh bangsa dan negara kita tercinta, Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun