Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran, keadilan,  kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut, maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan  prinsip berpusat pada peserta didik serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah.
Guru sangat perlu memahami apakah masalah yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral, antara benar lawan benar atau benar lawan salah. Jika pada saat guru menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sampai pada tahap uji legalitas ditemukan bahwa masalah yang dihadapi adalah benar lawan salah (bujukan moral), maka guru harus kembali pada pada nilai-nilai kebenaran.
Jika masalah yang dihadapi termasuk benar lawan benar (dilema etika), maka guru melanjutkan proses pengambilan keputusan tersebut dengan dengan mempertimbangkan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan sampai didapat suatu keputusan  yang dapat dipertanggungjawabkan dan berpihak pada murid.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Seorang guru sangat diharapkan untuk mampu mengambil keputusan yang tepat, karena dengan begitu adan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sesuai dengan yang diinginkan.
 Dengan menjalankan prinsip among Ki Hadjar Dewantara  dan pola pikir inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA diharapkan guru mampu menjalankan peran dan  fungsinya dengan baik.  Menjadi pemimpin pembelajaran juga berarti menjadi pemimpin yang menaruh perhatian penuh pada komponen pembelajaran, seperti pada kurikulum  (intrakurikuler, ekstrakurikuler  dan ko kurikuler), proses belajar mengajar,  refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengembangan guru, dsb.Â
Guru berperan besar  dalam membuat lingkungan yang aman, nyaman, menyenangkan namun tetap menantang, dan relevan untuk para muridnya. Mereka diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada kepentingan tumbuh kembangnya siswa agar mampu berkembang sesuai dengan kodratnya.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan  terhadap kasus-kasus dilemma etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?
Ada beberapa contoh tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan,  seperti adanya pemikiran yang berbeda dari tiap individu atau kelompok, terdapat kelompok yang pro dan kontra tehadap sebuah sistem yang sedang dijalankan oleh pemangku kebijakan di sekolah, dll. Idealnya  semua komponen yang ada di sekolah saling berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan bersama, tetapi kondisi yang demikian terkadang tidak dapat diwujudkan dengan mudah.
 Dalam benturan antar kelompok sangat berkaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan sekolah yaitu; Individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini  dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaiman kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda.?