Pengembalian aset bebas risiko dan premi risiko bergantung pada beberapa faktor, sebagai berikut:
- membatasi premi Periode waktu (jatuh tempo) yang berbeda menghasilkan persyaratan keuntungan yang berbeda. Semakin tinggi istilahnya, semakin tinggi bagian keuntungan yang dibutuhkan.
- Premi kebangkrutanPerusahaan dengan risiko kebangkrutan yang lebih tinggi meningkatkan tingkat keuntungan yang dibutuhkan. Misalkan sebuah perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi, perusahaan kembali meminjam dalam jumlah yang sangat besar sehingga menambah utangnya. Semakin tinggi hutang, semakin besar kemungkinan kebangkrutan dan semakin tinggi bagian keuntungan yang dibutuhkan.
- Premi likuiditas Semakin likuid aset, semakin rendah persyaratan pengembalian. Misalnya, krisis mata uang yang tiba-tiba menyebabkan masalah likuiditas setelah penerbitan obligasi. Dalam situasi ini, persentase kemenangan yang dibutuhkan meningkat.
- Premi inflasi Aturan umumnya adalah ketika inflasi meningkat, tingkat bunga nominal juga meningkat, demikian juga tingkat bunga untuk investasi bebas risiko. Tingkat bunga nominal dapat ditulis sebagai berikut:Suku bunga nominal = suku bunga riil + inflasiMisalnya, setelah perusahaan menerbitkan obligasi, inflasi meningkat, menyebabkan tingkat bebas risiko juga meningkat, menyebabkan peningkatan pengembalian yang diminta obligasi. Kembali ke contoh di atas, asumsikan bahwa yield obligasi (kd) telah berubah menjadi 25 persen pada tahun berikutnya (tahun pertama).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!