Batik, selalu ada keindahan dan sejarah yang mendalam disetiap corak kain yang membuat Batik dijadikan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang tak ternilai. Batik Cirebon, tidak hanya mencerminkan keindahan estetika dan corak yang dimilikinya, tetapi juga menjadi suatu hal yang melibatkan seni, kearifan lokal, dan sejarah yang kaya. Mari kita mengeksplorasi keunikan Batik Cirebon yang ada di Museum Sri Baduga, Bandung.
Di Jawa Barat terdapat empat sentra industri Batik yang masih bertahan hingga saat ini. Tiga diantaranya adalah Tasikmalaya, Garut, dan Indramayu. Kota Cirebon, merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki ragam jenis batik yang cukup khas. Kota Cirebon juga merupakan sentra batik tertua di Jawa Barat. Sejarah Batik Cirebon ini berkaitan dan terlihat pada zaman Kesultanan Cirebon, di mana keunikan dan keindahan batik ini menjadi symbol status dan keanggunan para bangsawan.
Nah, bagi para pecinta Batik atau bagi para penyuka unsur visual sebaiknya mengetahui berbagai jenis motif Batik Cirebon. Ada beberapa jenis Batik Cirebon yang telah dikenal oleh beberapa masyarakat, diantaranya yaitu :
1. Batik Mega Mendung
Dilansir dari medcom.id , Batik ini memiliki corak yang sangat khas karena memiliki kombinasi perpaduan antara unsur Islam dan Cina. Dalam buku Batik Cirebon dijelaskan :
“Mega mendung merupakan visualisasi dari bentuk awan. Motif ini merupakan pengaruh kebudayaan cina. Bukti-buktinya dapat dilihat pada lukisan lukisan awan pada piring dari cina yang menempel pada bangunan di situs Gunung Jati. Bentuk awan itu diolah seniman-seniman Cirebon sehingga mempunyai gaya tersendiri.”
Dari Batik Mega Mendung, kita menjelajahi keindahan batik Cirebon yang lainnya, yaitu :
2. Batik Singo Barong
Batik Singo Baron adalah salah satu corak atau motif batik yang khas dari Cirebon. Dilansir dari batiktulis.com bahwa makna motif dari Batik Singo Barong ini berdasarkan jenis binatang mitologis atau ajaib. Karena dalam budaya Jawa maupun Bali kata “Barong” memiliki arti ajaib. Tak hanya itu, motif batik ini juga menjelaskan wujud dari simbol yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini Singa Barong terbentuk dari penggabungan keempat jenis binatang yang berdasar pada makna kekuatan atau keperkasaan. Dengan kekuatan visual dan makna yang terkandung, Batik Singo Barong tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya Cirebon, melainkan sebuah karya sneni yang mencerminkan keberanian serta keindahan tradisional Jawa.
3. Batik Sawat Pengantin
Batik Sawat Pengantin merupakan salah satu motif batik khas dari Trusmi, Cirebon. Dimana batik ini dahulu sering digunakan oleh keluarga keraton Cirebon. Kata “Sawat” berarti sayap . Batik ini memang sering digunakan oleh pengantin dalam proses pernikahannya. dan filosofinya yakni melindungi pengantin untuk kehidupan dalam keluarga baru yang akan dijalaninya.
Di tengah keindahan Batik Mega Mendung, Batik Singo Barong yang megah dan corak abstrak yang menyiratkan kehidupan serta Batik Sawat Pengantin, batik Cirebon memang banyak menyimpan makna disetiap motifnya. Masih banyak jenis batin lain untuk diungkap, filosofi, dan keindahan dalam makna yang terkandung. Dalam setiap jahitan, batim Cirebon juga dapat menceritakan Sejarah serta mengajak kita bersama-sama untuk mengeksplorasi keindahan dalam keanekaragaman jenis batik yang dimiliki oleh Kota Cirebon ini.
Mari kita menjaga keindahan yang tak ternilai dari beragam jenis motif Batik Cirebon dengan terus memelihara dan bukan hanya sebagai warisan, melainkan sebagai panggilan kita semua untuk terus merayakan setiap warisan yang ada. Mari kita terus melakukan perjalanan untuk menyambut era modern dengan kain-kain bernilai Sejarah ini. Sederhana namun sarat makna , Batik Cirebon.
Referensi :
http://www.academia.edu/3804762/BATIK_CIREBON_TINJAUAN_ORNAMEN_BATIK_TRUSMI_CIREBON_?
Handayani, W. (2018). Bentuk, Makna Dan Fungsi Seni Kerajinan Batik Cirebon. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 6(1).
Hakim, M. A. Z. (2019). Corak Batik Mega Mendung Sebagai Warisan Budaya Cirebon Dalam Fashion Photography (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).
Nursalim, A. (2016). Dekonstruksi motif batik Keraton Cirebon: Pengaruh ragam hias keraton pada motif batik Cirebon. Jurnal Penelitian Pendidikan, 15(1).
Arwanto, A. (2017). Eksplorasi Etnomatematika Batik Trusmi Cirebon untuk Mengungkap Nilai Filosofi dan Konsep Matematis. Phenomenon: Jurnal Pendidikan MIPA, 7(1), 40-49.
Listiani, S., Sunarya, Y. Y., & Lionardi, A. (2020). THE SYMBOLIC MEANING OF BATIK SAWAT PENGANTIN CIREBON BY H. MASINA. In International Conference on Art, Design, Education and Cultural Studies (ICADECS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H