Mohon tunggu...
Ratna Wahyuningsih
Ratna Wahyuningsih Mohon Tunggu... -

SAYA BISA, Berjuang mewujudkan MIMPI, BERSYUKUR, BELAJAR, FOKUS , IKHLAS & SUKSES is MY RIGHT :) \r\n-positive thinker as always-\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rupiah Menguat, Tekan Inflasi

1 Maret 2011   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12989527001192440668

Rupiah Menguat, Tekan Inflasi

Nilai tukar rupiah mengalami penguatan signifikan di tahun 2011, kemarin Senin (28/2) pada penutupan pasar, pergerakan nikai tukar rupiah menjadi Rp 8.823 per USD. Yang sebelumnya rupiah pernah berada di angka mendekati 9.000 per dolar AS.

Mencermati perubahan positif ini, tentunya penguatan rupiah adalah hal yang bagus dan bisa dinilai sebagai salah satu antisipasi adanya potensi krisis ekonomi, bilamana inflasi februari diprediksi tinggi.

Adanya penguatan rupiah ini membawa sedikit angin segar’ karena bisa berdampak menekan angka inflasi, dan meminimalisasi dampak imported inflation, dimana harga barang-barang impor menjadi murah. Namun dampak lain dari fluktuasi penguatan rupiah yang terlampau tajam, bisa menggangu ekspor. Oleh karenanya, Bank Indonesia perlu menjaga kestabilan rupiah. Hal ini penting, karena jika rupiah dibiarkan menguat terlalu tajam, dampak buruk bagi produk manufaktur dalam negeri.

Sementara itu, penguatan rupiah juga berpengaruh baik terhadap Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berhasil mengawali pekan ini dengan positif, selain itu hal ini juga pengaruh dari menguatnya bursa regional.Angka indeks kemarin ditutup menguat 26,81 poin (0,78 %) ke level 3.470,34. Sedangkan indeks LQ45 naik 6,32 poin (1,04 %) ke 614.01.

Siang ini, data Inflasi februari akan dirilis. Menurut Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro, pemerintah menilai tekanan inflasi berkurang dengan menurunnya harga beberapa kebutuhan pokok khususnya beras, dengan prediksi laju inflasi yang sedikit melunak di kisaran 0,2-0,4%.

Hal ini pun selaras dengan ekonom Tony Prasetiantono yang memperkirakan, inflasi Februari ini akan berada pada kisaran 0,2-0,3%. Rendahnya angka inflasi tersebut dipicu oleh harga komoditas pangan yang mulai mereda.

Mengutip dari apa yang disampaikan Tony , jika inflasi Januari 2011 berada pada level 0,89% dengan pemicu utama harga beras dan cabai yang masing-masing menyumbang 0,11%. Maka pemicu inflasi Februari ini adalah kenaikan harga minyak dunia yang menembus US100 per dolar AS “Minyak dunia yg naik di atas US$100 per barrel juga menyumbang inflasi, meski kecil, karena masih ada BBM bersubsidi,” pungkasnya.

Well, kita tunggu saja kabar rilis inflasi terbaru hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun