Ohhh Kiev... lihatlah! ini salju pertama yang turun... dan aku menikmatinya.... disini di bibir danau ini, meski kini sosokmu tak ada di sampingku namun pesonamu meninggalkan jejak-jejak di danau ini. Bukankah di awal turunnya salju kau cium aku pertama kalinya... Kiev ingatan itu amat membekas jelas.
Kusentuh daun maple diantara tumpukan salju, ku pungut ranting liar yang terserak di pinggiran danau, ku tendang kerikil-kerikil kecil ke sembarang arah... lalu aku tersenyum, hehehehe bukankah ini yang kerap kau lakukan saat kita menunggunya... ya menunggu winter.
Kini winter tak seindah dulu, aku membencinya... ya, karena winter merengut dirimu dariku... menghempaskan kau dari genggamanku...aku membencinya, hingga menyelusup ke tulang-tulangku.
Kiev mengapa kau begitu bodoh kala itu... bukankah seharusnya aku yang terkapar di aspal itu, namun Tuhan menggantikan sosokku menjadi sosokmu... kau kejam Kiev, kau kejam... sadarkah kau perbuatanmu telah melemparkanku menjadi sosok yang penuh ketakutan. Kini aku bagai hidup dalam cangkang... tak berani aku mendengar suara-suara derit mesin roda kendaraan, tak berani aku melihat winter, tak berani aku kembali merasakan cinta dan kebaikan, semua ikut pergi ya... pergi beersama jasadmu...
Darah yang mengenang di atas aspal menjadikan sumpah setiamu akan cinta yang kau patenkan kepadaku... cinta yang begitu kuat namun menyakitkan untukku.... buat apa kau berbuat begitu Kiev...semua yang kau lakukan itu justru membelengguku...
Kini setelah empat tahun berlalu, aku telah berani melihat winter... dan ku jejakkan kembali kakiku di danau ini... namun aku datang tidak sendiri aku bersama engkau... ya engkau Kiev, lihatlah lucu kan dia...dia ku panggil Kiev, ya...Kievin. Dia adalah sosok yang engkau sisakan untuk menemaniku kembali bertahan dan berpijak. Ya dia yang telah kau tinggalakan dalam rahimku....
Terima kasih Kiev, terima kasih cinta...kau yang terbaik...kau korbankan nyawamu demi aku Istrimu dan Kiev junior yang tanpa kusadari kala itu telah hadir dalam rahimku....
Kau selalu menjaga kami berdua sayang...terima kasih, dan janjiku kepadamu, kan ku jaga Kiev kecilmu ini dan kan kujadikan dia sosok lelaki hebat sepertimu.
Tidurlah cinta...tidurlah dengan damaimu di sisi Tuhanmu...cukup lindungi kami dari syurgamu kini.... Kiev, winter kini tak kan pernah menyakitiku lagi.....aku berjanji akan lebih bahagia lagi...
***
Penulis : Ratna IslamiatiNomor peserta : 131