Mohon tunggu...
Ratna Islamiati
Ratna Islamiati Mohon Tunggu... -

Hidup hanya sekali, jadi niatkanlah untuk lurus...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mencari Bahasa Leluhur...

2 Agustus 2011   23:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:09 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

" apakah bahasa Indonesia adalah bahasa leluhur anda? seperti apa yang tercantum dalam piagam perjanjian Sumpah pemuda yang menyatakan Bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia "

Pertanyaan seorang sahabat dari negeri seberang ini jujur menggelitik semua yang ada di kepalaku, tanpa ku sadari aku memang belum pernah sama sekali mencari tahu apakah benar bahasa indonesia yang merupakan bahasa persatuan ini adalah bahasa leluhur kita.

Indonesia merupakan negara yang memiliki bahasa daerah yang terbanyak yaitu dengan jumlah 583 bahasa dialek dari 67 bahasa induk yang di pergunakan oleh berbagai macam suku dengan di persatukan bahasa persatuan yaitu bahasa indonesia.

Menggali sejarah awalnya hadir bahasa Indonesia pada bangsa ini di awali dengan nenek moyang atau leluhur bangsa ini menggunakan penutur bahasa dengan bangsa-bangsa lain di dunia dengan Bahasa sansekerta dan di mulai sejak tarikh Masehi.

Dulu bahasa ini di gunakan sebagai bahasa perantara untuk penyebaran agama hindu dan budha.

Dan di awali dengan agama hindu yang penyebarannya di mulai di pulau Jawa sekitar abad ke-7 dan ke-8  kemudian di ikuti oleh agama Budha yaitu abad ke-8 dan ke-9.

Dan seiring dengan berjalannya waktu dalam penyebaran agama hindu diiringi pula dengan adanya perdagangan rempah-rempah yang merupakan salah satu pokok mata pencarian masyarakat pada waktu itu , dan perdagangan itu di lakukan dengan bangsa-bangsa Hindi/India yang menggunakan bahasa keseharian bahasa Hindi. Dan bangsa India ini selain menggunakan bahasa Hindi ada juga sebagaian yang menggunakan bahasa tamil, dan bahasa tamil ini pernah menjadi pengaruh yag amat besar bahasa melayu.

Selain dengan bahasa sansekerta, hindi dan tamil.

Para saudagar pedagang China juga memiliki andil dalam perkembangan bahasa Indonesia, di awalai di abad ke-7

ketika para saudagar China berdagang ke  kepulauan Riau , kalimantan barat , kalimantar timur dan bahkan sampai juga ke maluku utara . Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia).

Dan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa). Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni; Amoy, Hakka, Kanton dan Mandarin.

Oleh karena-nya kontak atau hubungan yang lama dari para pedagang itulah maka memperoleh kata serapan yang begitu banyak dalam bahasa Indonesia seutuhnya, namun penggunaannya tidak di gunakan secara utuh dalam percakapan keseharian baik mengenai penuturan keagamaan, kasusasteraan hingga keasliannya tidak terjaga lalu uncullah beberapa kata serapan seperti; Bakso, tahu, giwang, gelang, cat, kue dll.

Dan Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang merupakan masuknya penyebaran agama Islam. Sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam dan Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mula berpengaruh ke dalam bahasa Melayu.

Kata-kata serapan dari bahasa Arab misalnya abad, bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar, sehat, taat, dan wajah.

Selain bahasa Arab, bangsa Parsi dengan bahasa Parsi nya pun ikut berperan dalam adanya bahasa serapan dalam kamus bahasa Indonesia saat ini yaitu seperti ; acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, dan topan.

Kemudian pada tahun 1511 Bahasa Portugis hadir setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis dikecundangi atas saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa perhubungan antar etnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, dan tenda.

Dan pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606, Belanda mendatangi Nusantara kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia). Belanda juga merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor.

Setelah Bangsa Belanda hadirlah bangsa Inggris meski tidak terlalu lama namun pernah menduduki Indonesia. Rafles menginvasi Batavia ( sekarang Jakarta ) pada tahun 1811 dan beliau bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura dia juga bertugas di Bengkulu pada tahun 1818.

Dan yang terakhir adalah kedudukan Jepang.

Namun Jepan sama sekali tidak memberikan kesan kuat yang tertanam atau terlinggal dalm tatanan bahasa Indonesia dan kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan, melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya. Dari sekian bahasa-bahasa di atas, ada beberapa yang tidak lagi menjadi sumber penyerapan kata baru yaitu bahasa Tamil, Parsi, Hindi, dan Portugis. Kedudukan mereka telah tergeser oleh bahasa Inggris yang penggunaannya lebih mendunia. Walaupun begitu, bukan bererti hanya bahasa Inggris yang menjadi rujukan penyerapan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang. Bahasa Sanskerta yang sudah ’mati’ itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong penghidupan kembali bahasa tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang tidak langsung, yaitu Jawa Kuna. Sistem morfologi bahasa Jawa Kuna lebih dekat kepada bahasa Melayu. Seperti contohnya; bahtera, gapura, jaksa, telat, darma, wanita, sangsi, perkara dll. Dan sistem ejaan untuk bahasa Melayu mulai masuk pada tahun 1910 oleh Ch Avan ophuijsen dia lah sosok yang menerbitkan ejaan dan cara menulis. Menurut saya bahasa Indonesia merupakan bahasa terbuka Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Oleh karenanya di mana letak bahasa aslinya hingga kini masih terus di lakukan penelitian, namun beragamnya dialek dan suku yang membawa bahasa-bahasa penuturan yang berbeda-beda dari setiap suku yang berada di seluruh tanah air ini menunjukan bahwa kita ini bangsa yang besar hingga memiliki bahasa-bahasa penghantar yang berbeda pula namun di persatukan kembali dengan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. *********************************************************************************************** Sumber: Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Pusat Bahasa).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun