Mohon tunggu...
Ratna Hendra Alfianita
Ratna Hendra Alfianita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi prodi Ilmu Komunikasi UIN-SUKA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

KPU-DIY Tidak Akomodatif, Mahasiswa Demo

30 Oktober 2013   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:48 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta, (30/10/2013). Siang itu tepanya pukul 14.00 waktu setempat, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Demokrasi berkumpul didepan gedung Multi Purpose Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka bersiap melakukan aksi di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari gedung Multi Purpose UIN Sunan Kalijaga mereka mengendarai motor menuju Kantor KPU-DIY. Dan, sejumlah wartawan, bahkan aparat kepolisian telah menunggu kedatangan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Demokrasi tersebut.

13831443061950027563
13831443061950027563

“KPU DIY Tidak Akomodatif”, itulah tema besar yang disampaikan dalam aksi tersebut. Beberapa hari sebelumnya telah diberitakan oleh beberapa media, bahwa KPU telah melakukan pendataan Daftar Pemilih Tetap (DPT) PEMILU 2014 sejak tanggal 9 Mei 2012-9 Juni 2013. Begitu pula Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan KPU setempat telah melakukan pendataan mahasiswa dari luar Yogyakarta. Dengan harapan mahasiswa dari luar Yogyakarta tersebut bisa memilih tanpa harus pulang ke daerahnya masing-masing.

1383144439878454965
1383144439878454965

Namun, sampai hari ini masih tercatat beberapa mahasiswa belum terdata oleh KPU-DIY. Menurut Nawawi S Imam, yang juga menjadi koordinator umum dalam aksi tersebut, KPU harus profesional dan bertanggung jawab.

13831447141698772951
13831447141698772951

“Dalam hal ini sangat dibutuhkan profesionalitas para penyelenggara PEMILU khususnya KPU, agar output yang dihasilkan juga profesional. Tapi, harapan yang dicita-citakan bersama demi terselenggaranya PEMILU yang optimal agar terpilih para pemimpin-pemimpin yang optimal, masih sangat jauh dari harapan. KPU sebagai penyelengara pemilu tidak merata dalam mendata para calon-calon pemilih wakil rakyat, apalagi para pemilih dari kalangan mahasiswa dari luar daerah yang ingin nyoblos di Yogyakarta belum terdata secara menyeluruh. Ada sekitar 18.000 mahasiswa luar daerah tifak terdata di KPU-DIY. Sehingga, hasil daftar pemilih tetap sampai saat ini masih menjadi polemik di tingkatan KPU masing-masing daerah”. Tutur Imam, selaku Kordum Aksi.

Dengan adanya sekian problem yang melanda KPU-DIY dalam menghadapi PEMILU 2014, Mahasiswa Peduli Demokrasi memberikan beberapa tuntutan yang harus dipenuhi oleh KPU-DIY. Antara lain:

1.Data ulang daftar pemilih secara merata.

2.Berikan kami hak yang sama.

3.Sosialisasikan pelaksanaan PEMILU 2014 secara profesional.

4.KPU-DIY jangan mendukung tingginya angka Golput.

5.KPU-DIY mendiskriminasi pendataan mahasiswa dari luar daerah.

6.KPU-DIY tidak demokratis.

Menurut Fauzan Adhim, salah seorang partisipan aksi, KPU-DIY berlaku diskriminatif. Itu terbukti dengan salah satu kebijakan KPU-DIY yang menetapkan adanya 6 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Universitas Gajah Mada dan 3 TPS di Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan alasan, dua kampus tersebut memiliki mahasiswa luar daerah yang cukup besar. Namun, perguruan tinggi lain tidak mendapatkan hak TPS tersebut. Padahal kampus-kampus baik negeri maupun swasta yang berdomisili di Yogyakarta, seperti UIN Sunan Kalijaga, UII, STMIK AMIKOM dan kampus lainnya juga memiliki mahasiswa luar daerah yang dia yakin tidak jauh besar dibanding UGM dan UNY.

“Jika KPU tidak serius dalam menangani kasus daftar pemilih PEMILU 2014 ini, kemungkinan bisa kita tebak angka Golput akan semakin besar. Karena jika mahasiswa luar daerah tidak diberi hak untuk memilih di Yogyakarta, KPU harus siap memberikan uang transport untuk kembali ke daerahnya masing-masing. Yogyakarta memiliki ribuan mahasiswa luar daerah, semisal Papua, Sulawesi dan masih banyak yang lebih jauh lagi”. Terang Riyadi, salah seorang anggota Mahasiswa Peduli Demokrasi.

1383144858927249873
1383144858927249873

Kekacauan aksi ini sempat reda setelah Hamdan, yang tidak lain adalah Ketua KPU-DIY memberikan tanggapan terkait tuntutan yang diberikan. Ia meminta masa aksi untuk bersabar dan mengundang beberapa perwakilan untuk mencari solusi bersama pada tanggal 31 Oktober 2013 pukul 10.00 di gedung KPU-DIY.

1383144909181964195
1383144909181964195

Namun, setelah sempat reda, aksi itu ditutup dengan pembacaan sikap oleh koordinator umum Mahasiswa Peduli Demokrasi dan pembakaran ban oleh masa aksi didepan gedung Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta. (RHA)

1383144977984859398
1383144977984859398

13831450131146323684
13831450131146323684

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun