Surabaya, 2022 - Seiring berjalannya waktu, teknologi buatan semakin berkembang. Salah satunya adalah society 5.0 yang digagas oleh pemerintah Jepang. Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan inovasi baru melalui perkembangan teknologi.
Namun transisi ke society 5.0 berdampak negatif, salah satu dampak negatifnya yaitu pekerjaan di Indonesia akan digantikan oleh otomasi (mesin). Hal ini mengakibatkan semakin sedikitnya kesempatan kerja sehingga tingkat pengangguran di Indonesia kemungkinan besar akan meningkat. Tapi jangan khawatir! Jika kita bisa beradaptasi melalui inovasi maka kita bisa menciptakan lapangan kerja baru yang siap membangun Indonesia.Â
Contohnya adalah pembuatan aplikasi ojek online oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim. Beliau membuat hidup masyarakat lebih mudah dengan menyediakan akses layanan dan komunitas di era society 5.0. Selain itu membuat aplikasi ojek online juga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang nantinya akan menurunkan angka pengangguran di Indonesia.Â
Oleh karena itu, di era society 5.0, msyarakat harus berdaya saing dan kompetitif dalam dunia kerja. dalam konteks ini, pentingnya kemampuan vokasi bagi generasi muda. Pendidikan vokasi adalah salah satu bentuk pendidikan yang didesain kemampuan teknik spesifik yang bersesuaian dengan kebutuhan lapangan kerja tertentu. Setidaknya ada delapan kompetensi yang seharusnya dimiliki lulusan pendidikan vokasi yakni:
- Communication skill
- Critical and creative thinking
- Information/digital literacy
- Inquiry/reasoning skill
- Interpersonal skill
- Multiligual/multicultural
- Problem solving
- Technological skill
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H