Racun yang dihasilkan oleh tentakel tentara portugis disebut physaliatoxin. Pada dasarnya, physaliatoxin digunakan sebagai alat perlindungan diri dari predator dan berguna melumpuhkan mangsa seperti ikan dan biota laut kecil lainnya. Akibat terseret ombak, tentara portugis sering terdampar di pesisir pantai dapat menjadi sebuah ancaman bagi perenang, peselancar maupun penumpang kapal. Bahkan, tentara portugis yang telah mati dan terdampar di pesisir masih dapat menghasilkan sengatan berbahaya. Oleh karena itu, seringkali pengelola wisata menutup area Pantai jika sudah melihat tanda-tanda dari serangan tentara portugis.
Pada musim panas tahun 2008, kemunculan tentara portugis di pesisir Selatan Atlantik, Prancis telah menelan korban luka sebanyak 40 orang. Setelah 2 tahun kemudian sejumlah tentara portugis kembali membuat 154 kasus dan meningkat menjadi 885 kasus pada tahun 2011. Sebanyak 8% korban pada tahun 2011 mengalami gejala kram otot, sakit kepala, sakit perut, muntah, pingsan dan kerusakan sistem pernapasan. Selain itu, physaliatoxin dapat menyebabkan gejala lokal mencakup inflamasi dan nekrotis yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan kardiovaskular. Meskipun jarang terjadi, physaliatoxin dalam dosis tinggi berpotensi menyebabkan kematian.
DAFTAR ACUANÂ
Munro, C., Zer, V., Richard, B & Casey, D. 2019. Morphology and Development, Physalia physalis. Nature: 13 hlm.
Labadie, dkk. 2012. Portugese man-of-war (Physalia physalis) envenomation on the Aquataine Coast of France: An emerging health risk. Clinical Toxicology 50: 567---570.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H