Kain yang digunakan untuk memproduksi ecoprint memiliki kriteria. Kain tanpa kandungan polyester (kandungan plastik dalam kain), karena plastik sifatnya licin sehingga warna tanaman tidak termakan dengan sempurna terhadap bentangan kain polos itu. Diantaranya kain katun, kain sutra, kain rayon, kain linen dan sebagainya.
Yang membuat Meilina semakin yakin untuk menjalankan UMKM ecoprint-nya adalah limbah yang tidak mengancam keasrian lingkungan. "Kalau tanaman layu, lalu berceceran ke tanah bisa dijadikan pupuk," ucapnya. Berdasarkan sudut pandangnya, ecoprint sama sekali tidak merusak tanah maupun sungai dalam proses pembuatannya.
Proses Hingga Sampai ke Tangan Konsumen
Rangkaian panjang yang dilalui untuk sampai ke tangan konsumen dimulai dari mencuci bentangan kain. Bukan dengan air bening biasa, kain polos itu dicuci menggunakan zat tertentu. Setelahnya, beralih ke mordan. Mordan sendiri melewati 2 tahap menggunakan bahan aman seperti tawas, cuka, baking soda. Kemudian kain itu melalui penjemuran hingga setengah kering. Kain dihamparkan ke lantai, ditaburkan tanaman untuk menotifan.
"Kalau orang bilang sih cuma ditempel-tempel saja," guraunya. Disisi lain ia menjelaskan tantangan terberat adalah bagaimana menuangkan gagasan untuk membenahi motif tanamannya. Meilina mengibaratkan proses ini sama seperti proses pemolaan (pembuatan sketsa) pada batik tulis. "Capeknya pas cari inspirasi itu, gimana caranya supaya motifnya tetap terlihat dan menarik. Jadi tidak asal tempel" tuturnya.
Setelah itu digulung dengan plastik agar warna tidak bertumpukan satu sama lain, lalu dikukus selama satu setengah jam dengan api sedang sampai suhu tertentu. Tahapan terakhir sebelum masuk ke tangan penjahit adalah dijemur hingga warnanya benar benar keluar. "Biasanya untuk kain yang benar-benar siap diserahkan ke penjahit atau dijual membutuhkan waktu satu minggu penjemuran," imbuhnya.
Hingga saat ini UMKM Meilina telah berkembang cukup pesat. Dapat diamati dari keikutsertaannya menghadiri beberapa bazar, baik di Malang maupun di luar Malang. Dapat menjadi sebuah pilihan bagi pecinta kain bermotif minim limbah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H