Mohon tunggu...
Ratna Dewi Susanti
Ratna Dewi Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah seorang penulis, hobi saya menyanyi, saya juga menyukai pantai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenali Penyebab Kambing Kembung

10 September 2024   20:10 Diperbarui: 10 September 2024   20:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa peternak sering mengeluhkan kerugian yang disebabkan oleh serangan penyakit kembung pada kambing. Penyakit ini memang cukup kompleks, terutama karena gejalanya sering muncul secara tiba-tiba.

Kondisi ini menjadi momok menakutkan, terutama bagi peternak kambing pemula, yang seringkali mengalami kematian massal pada ternaknya. Akibatnya, banyak yang mencari solusi cepat untuk mengatasi masalah ini. Namun, sangat disarankan untuk memahami dengan jelas tentang penyakit kembung pada kambing.

Penyakit ini dapat menyebabkan kambing lumpuh dan bahkan berujung pada kematian. Singkatnya, penyakit kembung bisa mengakibatkan kerugian besar, sehingga penting untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengatasinya.

Mengenali Penyebab Kambing Kembung

Kembung pada kambing, atau sering disebut bloat, adalah kondisi yang terjadi ketika gas terperangkap dalam saluran pencernaan, terutama di rumen (lambung pertama). Kondisi ini bisa sangat berbahaya dan, jika tidak ditangani dengan cepat, dapat menyebabkan kematian pada kambing. Berikut beberapa penyebab umum kembung pada kambing:

1. Konsumsi Pakan Hijauan yang Berlebihan

  • Hijauan Segar yang Berlebihan. Kambing yang makan terlalu banyak hijauan segar, terutama leguminosa seperti alfalfa, kacang-kacangan, atau rumput muda yang kaya protein, dapat mengalami kembung. Pakan hijauan segar ini memicu pembentukan gas secara cepat di rumen, yang jika tidak dikeluarkan, akan menyebabkan kembung.
  • Rumput yang Tinggi Kelembaban. Rumput yang dipotong setelah hujan atau di pagi hari ketika masih basah oleh embun juga bisa memicu kembung karena fermentasi yang cepat dalam rumen.

2. Konsumsi Pakan Fermentasi yang Berlebihan

  • Pakan Konsentrat yang Berlebihan. Pemberian konsentrat dalam jumlah banyak, terutama yang kaya karbohidrat seperti jagung atau biji-bijian, dapat meningkatkan produksi gas di dalam rumen. Gas yang berlebihan ini akan terperangkap dan menyebabkan kembung.
  • Silase atau Haylage. Pakan hasil fermentasi seperti silase juga bisa menyebabkan kembung jika diberikan dalam jumlah besar atau jika tidak difermentasi dengan baik.

3. Ketidakseimbangan Serat dalam Pakan

  • Pakan Rendah Serat. Kambing membutuhkan pakan dengan kandungan serat yang cukup agar pencernaan berjalan lancar dan gas dapat dikeluarkan dengan mudah. Pakan yang rendah serat atau terlalu halus akan mempercepat fermentasi dan memicu pembentukan gas di rumen.

4. Sistem Pencernaan Kambing yang Terganggu

  • Perubahan Pakan yang Tiba-tiba. Pergantian jenis pakan secara tiba-tiba, terutama dari pakan serat tinggi (rumput kering) ke hijauan segar atau konsentrat, bisa memicu kembung karena sistem pencernaan kambing belum terbiasa dan tidak bisa mengelola gas dengan baik.
  • Stres juga dapat mempengaruhi pencernaan kambing, sehingga memperlambat pengeluaran gas dan menyebabkan kembung.

5. Obstruksi atau Sumbatan pada Saluran Pencernaan

  • Sumbatan di Esophagus. Kadang-kadang, benda asing seperti makanan yang tidak terkunyah dengan baik bisa menyumbat esophagus (kerongkongan), menyebabkan gas yang dihasilkan oleh pencernaan tidak bisa dikeluarkan dan menyebabkan kembung.

6. Penyakit Tertentu

  • Infeksi Cacing. Infeksi parasit seperti cacing yang menyerang lambung dan usus kambing dapat mengganggu fungsi pencernaan dan meningkatkan risiko terjadinya kembung.
  • Gangguan Rumen. Penyakit atau gangguan lain pada rumen, seperti acidic rumen (acidosis), dapat menyebabkan penumpukan gas berlebih.

Tanda-tanda Kambing Kembung

  1. Perut yang Menggembung Biasanya, perut kambing tampak membesar di sisi kiri, tempat rumen berada.
  2. Kesulitan Bernapas: Karena pembengkakan perut, kambing akan kesulitan bernapas dan sering kali terlihat sesak.
  3. Kegelisahan: Kambing terlihat gelisah, sering kali berbaring dan bangkit, atau menggaruk-garuk tanah.
  4. Mendengus atau Menggertak Gigi. Kambing yang kembung kadang menunjukkan perilaku tidak nyaman seperti mendengus atau menggertak gigi.
  5. Tidak Mau Makan. Kambing yang mengalami kembung biasanya akan berhenti makan dan terlihat lesu.

Pencegahan Kambing Kembung

  1. Pengaturan Pakan yang Tepat.  Hindari memberikan pakan hijauan dalam jumlah besar secara langsung, terutama jika kambing belum terbiasa. Campurkan dengan pakan serat tinggi seperti jerami.
  2. Pemberian Pakan Secara Bertahap. Saat beralih dari rumput kering ke hijauan segar, lakukan secara bertahap untuk memberi waktu bagi sistem pencernaan kambing beradaptasi.
  3. Pengawasan Pakan Fermentasi. Pastikan pakan seperti silase atau haylage difermentasi dengan baik dan diberikan dalam jumlah yang sesuai.
  4. Ketersediaan Serat Kasar. Pastikan kambing selalu memiliki akses ke pakan dengan serat kasar yang memadai untuk membantu pencernaan dan pengeluaran gas.
  5. Pengawasan Saat Penggembalaan. Jika kambing digembalakan di lahan hijauan segar, batasi waktunya dan pastikan mereka tidak makan terlalu banyak dalam waktu singkat.

Penanganan Kambing Kembung

Jika kambing sudah kembung, beberapa tindakan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Pijat Sisi Perut. Memijat lembut perut kambing di sisi kiri untuk merangsang pengeluaran gas.
  • Berikan Minyak Sayur atau Parafin. Ini bisa membantu melumasi saluran pencernaan dan membantu pengeluaran gas.
  • Konsultasi dengan Dokter Hewan. Jika kondisinya parah, segera panggil dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut, seperti memasang selang lambung atau melakukan tindakan darurat lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun