Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkelana ke Dunia Orang Mati, dari Naha hingga New York

3 Januari 2018   12:04 Diperbarui: 3 Januari 2018   14:01 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain berziarah, menjadikan makam atau kuburan sebagai tempat tujuan wisata bukanl merupakan hal yang  tabu. Banyak kota dan negara di mancanegara yang bahkan menjadikan kuburan sebagai ikon wisata. Di Jakarta sendiri sudah ada Taman Makam Prasasti di kawasan Tanah Abang .

Selain masjid-masjid, Taufikuieks sendiri dalam banyak artikelnya di kompasiana sering menulis tentang makam dan kuburan dari berbagai pelosok dunia. Untuk tahun 2017 sendiri ada beberapa artikel tentang kuburan yang bahkan mendapat penghargaan sebagai artikel utama.

Ayo kita bahas beberapa kisah perjalanan wisata Taufikuieks berziarah ke makam dan pekuburan dari Beograd, Dublin, hingga Okinawa, New York, dan Macau.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Kisah dimulai dari kunjungannya ke Macau, kawasan mantan koloni Portugis di bagian selatan negri Cina ini memang selalu menarik untuk dikunjungi. Sebagaimana diketahui bahwa Portugis, seperti juga tetangga sekaligus seterunya Spanyol merupakan negara yang kental dengan agama Katolik.

Karena itu di Macau sendiri, penganut kristen protestan sangat susah untuk menemukan lahan kuburan. Dan dalam perjalanan Taufik di sekitar Camoes Garden, dia sempat mampir ke Protestant Cemetery, sebuah makam tua dari abad ke 19 yang merupakan satu-satunya makam untuk penganut protestan di Makau.

Judul artikel ini juga sedikit provokatif yaitu 'Berkat Mary, Orang Protestan Juga Boleh Dikubur di Macau'.  Disinilah kita bisa melihat bahwa makam-makam yang dulu dimakamkan di luar kota Macau kemudian dipindahkan kepekuburan ini, walau hanya batu nisan nya saja. Mau tahu siapakah Mary. Silahkan baca artikel lengkapnya.

Dari Macau, kita terbang  ke utara. Ke bagian paling selatan negri Jepang, yaitu Okinawa. Dalam beberapa artikel Taufik, disebutkan bahwa Okinawa merupakan Jepang yang bukan Jepang. Mungkin karena kedekatannya dengan Tiongkok dan baru menjadi bagian negri Jepang pada akhir abad ke 19.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Di ibukota Okinawa, yaitu Naha, terdapat sebuah pemakaman kecil yang khusus diperuntukan buat orang asing. Dengan berkunjug kesini, Taufik bisa mengungkap sejarah Jepang yang sempat beratus tahun tertutup dan baru pada sekitar pertengahan abad 19 terbuka bagi orang asing.

Dalam artikel Menyambangi Makam Orang Asing di Jepang, Mau Ziarah Harus Lompat Pagar ini, Taufik bercerita tentang kompleks makam yang pintunya tertutup rapat. Untungnya , pagarnya tidak terlalu tinggi sehingga dengan tidak terlalu sulit, Taufik pun bisa lompat pagar untuk menyambangi orang-orang asing yang datang dari jauh dan kemudian meninggal lalu dimakamkan di Okinawa.

Dari Okinawa, kita bisa terbang menyebrangi Samudra Pacific jauh ke bagian timur negeri Amerika. Ke sebuah kota yang paling terkenal di dunia yaitu New York City. Bagi peminat sejarah tentunya pernah membaca atau mendengat bahwa kota ini dulunya bernama New Amsterdam yang dijajah Belanda. Kota ini kemudian ditukar dengan Pulau Run, sebuah pulau di Maluku yang kaya rempah-remah. Walhasil Inggris mendapatkan New York dan Belanda mendapatkan Maluku.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Disinilah Taufik menjumpai sebuah lahan pemakaman  khusus para budak dari Afrika.  Merekalah  yang ternyata membangun kota New York. Pemakaman ini sekarang dijadikan monumen dengan nama "African Burial Ground" dan berlokasi di kawassan elite kota New York yatu Manhattan. Ingin tahu cerita lengkapnya, ayo simak artikel Kisah Kelam Para Budak yang Membangun Kota New York

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun