Hidup adalah sebuah perjalanan. Demikian kata sebagian orang. Namun, yang pasti adalah hidup juga sebuah perjuangan yang penuh gejolak dan ketidakpastian. Hidup juga sebuah tantangan yang harus dijawab kalau kita ingin menciptakan sejarah. Setidak-tidaknya sejarah bagi diri pribadi dan keluarga. Sebagaimana pakar sejarah Arnold J Toynbee mengatakan dalam bukunya yang terkenal “ A Study in History” bahwa “Sejarah adalah Tantangan dan Jawaban”. Karena itu kita harus selalu siap untuk menjawab setiap tantangan yang ada.
Sebagaimana sebuah perjalanan yang penuh tantangan , hidup itu walaupun idealnya harus mengalir begitu saja sesuai dengan ucapan filsuf Yunani Heraclitus, “Panta Rhei “ yang artinya “semua mengalir”, tetap saja akan lebih bermakna kalau memiliki strategi dan perencanaan. Terutama dalam bidang keuangan. Ya! Tentu saja karena walaupun uang tidak menjamin kebahagian, tetapi hidup tanpa uang bagaikan berenang di sungai Amazon penuh piranha.
Lalu, bagimana sih menerapkan perencanaan keuangan pada kehidupan kita? Kapan saat paling baik untuk memulainya. Media atau intsrumen keuangan mana yang harus digunakan. Apakah cukup menabung di balik bantal atau di celengan ayam? Ataukah kita harus menabung di bank, membuka deposito berjangka, main saham di pasar modal, berinvestasi dengan sukuk, obligasi, atau hanya cukup dengan memiliki polis berbagai jenis asuransi. Jawabannya tidak ada yang paling benar karena disesuaikan dengan tujuan hidup serta tingkat penghasilan masing-masing individu.
Sewaktu kecil, perkenalan kita dengan perencanaan keuangan biasanya dimulai dengan menabung di dalam celengan ayam yang bisa dipecahkan dengan membantingnya bila uang sudah cukup banyak terkumpul untuk membeli sesuatu yang kita idamkan. Ini adalah cara menabung yang paling sederhana. Dan tentunya belum menggunakan konsep “Time Value of Money”atau nilai waktu uang”. Setelah itu kita diperkenalkan dengan konsep tabungan di bank, yang membuat menabung menjadi lebih aman dan nyaman. Apa lagi dengan adanya fasiitas ATM dan berbagai kemudahan teknologi perbankan lainnya.
Akan tetapi semuanya itu belum menjawab makna tentang perencanaan keuangan, yang bisa juga diterjemahkan dengan menyiapkan hari esok berdasarkan penghasilan yang diterima hari ini. Konsep yang belakangan inilah yang kemudian menimbulkan instrumen tabungan dana pensiun, tabungan pendidikan, tabungan hari tua, dan segala pernak-perniknya. Sementara pemerintah juga sudah mewajibkan setiap perusahaan dan pekerja untuk ikut prgram BPJS baik ketenagakerjaan maupun kesehatan.
Konsep “time value of money” menjelaskan bahwa nilai uang dengan jumlah tertentu (misalnya satu juta rupiah) saat ini tidak sama dengan jumlah tersebut di masa yang akan datang. Contohnya nilai 1 juta Rupiah pada tahun 1980 tentunya tidak akan sama dengan nilai 1 juta Rupiah pada tahun 2016. Singkatnya kalau kita memiliki gaji 1 juta per bulan pada tahun 1980 kita bisa hidup cukup wah, sedangkan bila hanya bergaji 1 juta rupiah saat ini, bisa-bisa hanya cukup makan untuk seminggu.
Karena itu untuk menghadapi tantangan keperluan hidup di masa depan, misalnya untuk biaya pendidikan anak-anak , kita tidak cukup dengan hanya menyisihkan sebagian penghasilan dan menabungnya dalam bentuk tabungan atau deposito. Tabungan yang dananya selalu siap untuk diambil merupkan instrumen perbankan yang secara matematis hampir tidak memiliki return. Tabungan hanya untuk antisipasi terhadap pengeluaran rutin dan kebutuhan kita atas uang tunai dalam berbagai bentuk transaksi. Tabungan juga diperlukan untuk antisipasi atas kemungkinan yang tidak diduga atas keperluan uang tunai dalam jangka watu tertentu. Karenanya kita harus memiliki instrumen yang tepat untuk tujuan biaya pendidikan anak misalnya dengan memiliki asuransi pendidikan terbaik yang tersedia baik di bank maupun perusahaan asuransi. Dengan memiiliki asuransi pendidikan, yang dananya diambil secara berkala dari penghasilan bulanan , dapat diperkirakan bahwa kebutuhan biaya pendidikan anak di masa depan yang jumlahnya kian mahal dapat terpenuhi pada saat diperlukan.
Selain pendidikan, maka dana pensiun juga sangat penting sebagai antsipasi menghadapi masa tua. Menghadapi masa pensiun, dimana kita tidak lagi bekerja dan tidak ada lagi penghasilan tetap memang penuh teka-teki yang kadang-kadang sulit dipecahkan. Tetapi dengan perencanaan keuangan yang baik , diharapkan kita dapat menghadapi hari tua dengan penuh kepercayaan. Bila kita telah menyisihkan sebagian penghasilan hari ini untuk dipakai pada hari tua nanti, diharapkan jumlah yang telah disisihkan tadi bisa diinvestasikan dan pada gilirannya dapat memberikan passive income yang setidak-tidaknya cukup untuk menghadapi masa tua.
Konsep nilai waktu uang diharapkan telah memberikan kita wawasan yang lebih baik tentang merencanakan masa depan yang penuh ketidakpastian. Asuransi juga merupakan salah satu instrumen yag dipakai untuk memperkecil resiko dari ketidakpastian hidup di masa depan. Singat kata : Yuk kita hadapai hari depan dengan selalu siap menjawab tantangan yang ada untuk menciptakan sejarah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H