Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM Mahal! Yuk Naik BMW dan Ketemu Jodoh

20 Maret 2012   04:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:43 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_177320" align="alignnone" width="640" caption="Kemacetan di Jakarta...Sudah Biasa"][/caption]

Jakarta macet!Itu sudah biasa. Kalau tidak macet bukan Jakarta.Pernyataan seperti ini memang sudah klasik dan sudah menjadi ciri khas kota ini sejak jaman kuda gigit besi. Sepanjang ingatan saya sejak tahun 1970 an, Jakarta memang sudah macet. Barangkali bedanya adalah, kemacetan itu makin lama kian parah.

Bagi mereka yang harus menjadi penglaju atau istilah kerennya “commuter” dan kebanyakan tinggal di sekitar JABODETABEK, harus bisa dan pintar-pintar menyiasati kemacetan ini. Apalagi dengan rencana kenaikan BBM mulai April depan.Lalu apa kiat-kiat kita menghadapai kemacetan? Banyak teman yang berangkat adu pagi, kalau perlu sehabis sholat subuh langsung cabut, dan diharapkan jalan-jalan tol yang menuju Jakarta belumlah terlalu macet.

Namun bagi sebagian orang lain, menumpang kendaraan “omprengan” yang dikemudikan oleh para karyawan yang kebetulan memiliki kantor searah dengan kita juga bisa menjadi alternatif lain yang saling memberikan keuntungan baik bagi pemilik mobil maupun  juga bagi penumpang.Simbiose mutualis , istilah dari negri antah berantahnya. Bagi pemilik mobil, uang iuran yang didapat dari penumpang bisa sebagian digunakan untuk membeli BBM yang kian mahal, bayar tol, dan juga uang parkir. Bagi penumpang, keuntungannya adalah kita tidak usah berdesakan di bus atau kereta yangjauh dari nyaman dan juga harus berpindah-pindah moda angkutan beberapa kali menuju lokasi kantor di pusat kota Jakarta.

Setiap pagi, di kawasan,Bekasi , Tangerang, Depok, dan kawasan-kawasan penyangga Jakarta yang lain, ribuan mobil “omprengan” ini pun sudah siap mengangkut penumpang yang tidak menggunakan bus dan kereta api. Dengan metode ini, pemilik mobil juga dengan otomatis bebas memasuki kawasan 3 in 1 yang ada di Jakarta.

Lagi pula, di tempat-tempat tertentu, kita bisa memilih beberapa kendaraan dengan masing-masing tujuannya dan juga sudah diatur dengan orang-orang yang berfungsi sebagai perantara atau calo. Supir tinggal menyebutkan tujuan dan sang calo akan berteriak-teriak mencari penumpang. Begitu penuh, sang supir akan memberikan uang jasa kepada sang calo, dan kendaraan pun berangkat.

Banyak cerita yang terjadi di atas mobil omprengan, bahkan cerita asmara yang berkelanjutan sampai ke jenjang pelaminan pun ada. Mungkin karena secara tidak sengaja setiap hari menunggu mobil yang sama . Selain itu, banyak juga kejutan di dalam mobil omprengan, dan bahkan kadang-kadang kita dapat ikut naik mobil omprengan yang tergolong mewah seperti sedan merek BMW atau Mercedez Benz.

Yang paling utama adalah, bisa sampai di kantor dengan sedikit gaya dan tetap ngirit. Tentu saja dengan mobil omprengan ini kita akan tetap terjebak kemacetan. Tetapi selama kendaraan umum massal seperti kereta api layang atau bawah tanah belum ada di Jakarta, maka jasa omprengan akan tetap menjadi salah satu alternatif jitu untuk menyiasati mahalnya BBM. Hidup omprengan!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun