Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

“Memory of Hometown” Foto yang Mengubah Nasib Sebuah Kota

28 September 2011   00:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:33 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ingin naik Gondola? Tidak usah jauh-jauh ke Venezia. Di Zhouzhuang pun anda dapat mencoba naik perahu yang dikayuh sambil dinyanyikan oleh pengayuhnya. Hebatnya, sang pengayuh seorang wanita yang kelihatan “perkasa” dan tentu saja lagunya bukan  “O Sole Mio” melainkan lagu Cina klasik. Di tempat ini kita juga dapat menyaksikan kehidupan di tepi sungai dengan pemandangan jembatan-jembatan khas Cina yang indah dan unik

Seperti juga di Italia, kota-kota di Cina banyak yang merupakan kota air. Hal ini karena adanya sebuah terusan besar atau “The Grand Canal” yang menghubungkan Beijing dan Hangzhou. Maka banyak kota-kota di Cina yang dilalui oleh terusan ini, sehingga jalan utama di kota-kota ini adalah sungai atau kanal dan kotanya disebut “water town” atau kota air. Salah satunya bahkan menobatkan dirinya sebagao “No 1 Water Town in China “ . Kota ini adalah Zhouzhuang yang terletak di kawasan Kunshan di antara Suzhou dan Shanghai.

Zhouzhiang terletak kira-kira 30 kilometer sebelah tenggara kota Suzhou. Sehingga perjalanan wisata ke Zhouzhuang biasanya dijadikan satu dengan wisata ke Suzhou. Namun bagi anda yang mau jalan sendiri, ada juga bus pulang balik dari kota Shanghai yaitu dari terminal di dekat Shanghai Stadium.

Terlempar ke masa Lampau

Setelah mengunjungi taman-taman yang indah di kota Suzhou , maka rombongan wisata kami segera menuju arah tenggara ke kota air Zhouzhuang. Kendaraan bus atau pun sepeda dan kendaraan lainnya tidak diperbolehkan masuk ke dalam kawasa kota air, sehingga di sediakan tempat parkir di luar kawasan.

Memasuki kota air ini, kita bagaikan terlempar ke Cina di masa dinasti Ming atau pun Dinasti Tang, lebih dari 1000 tahun yang lalu. Setelah melewati pintu gerbang, pemandangan pertama yang dilihat tentu saja sebuah terusan dimana di sebelah kanan dan kiri dipenuhi dengan rumah- rumah kayu dengan arsitektur tradisional Cina. Selain rumah tinggal, tempat di tepi sungai ini kebanyakan berupa toko souvenir, café, dan restoran.

Trotoarnya yang sempit dipenuhi wisatawan baik domestik maupun manca negara. Arisitektur rumah kayu didominasi wana merah kecoklatan , dilengkapi dengan perabotan seperti meja dan kursi yang juga dari kayu dengan warna yang sama, ditambah hiasan lampion bewarna merah dan juga bendera warna warni khas Cina membuat suasana tempo dulunya menjadi sangat hidup dengan atmosfir yang santai dan riang. Bahkan souvenir yang dijual pun kebanyakan permainan atau cendera mata khas cina yang sangat tradisional.

Gondola Menjadi Transportasi Utama

Karena di kota tua ini sungai atau pun kanal menjadi jalan utama, maka semua rumah menghadap ke kanal dengan trotoar yang sempit di depannya. Tentu saja cara terbaik menikmati “the sights and sounds of Zhouzhuang” adalah dengan naik sampan atau “gondola”. Tiket masuk ke kota air ini sebesar 100 Yuan sudah termasuk tiket untuk naik gondola selama kira-kira 30 menit sambil menyusuri kanal-kanal di Zhouzhuang.

Satu gondola dapat berkapasitas enam penumpang dan uniknya semua pengemudi adalah wanita yang rata-rata berbadan agak kekar. Maklum mereka harus mengayuh dayung membawa gondola ini setiap harinya. Uniknya lagi usia pengayuh gondola juga bervariasi dari 30 tahun sampai 40 tahunan.

Setelah penuh dengan 6 penumpang gondola pun mulai berjalan perlahan menyusuri kanal. Sang pengemudi mulai mendayung dan tidak lama kemudian mulai menyanyikan lagu Cina klasik yang merdu mendayu. Asyik juga !

Jembatan Kembar yang mengubah Zhouzhuang

Kota air Zhouzhuang dikelilingi oleh sungai dan danau, karenanya terdapat sekitar 14 buah jembatan batu yang melintas di atas sungai sunagi tersebut. Jembatan yang paling terkenal adalah “Jembatan Kembar atauShuang Qiao”. Jembatan ini sebenarnya dua buah jembatan yang saling berdekatan sehingga di sebut sebagai jembatan kembar yang menjadi ikon kebanggaan kota Zhouzhuang.

Jembatan pertama adalah Jembatan Shide yang membentang dari timur ke barat dan memiliki lengkungan berbentuk bulat sedang kan di sebelahnya adalah jembatan Yongan yang membentang dari selatan ke utara dengan bentuk segi empat. Kedua jembatan ini dibangun pada periode Wanli yaitu antara tahun 1573-1619.

Pada awal tahun 1980-an, Zhouzhuang belum menjad kota wisata yang terkenal. Tentu saja karena waktu itu turisme baru mulai berkembang. Selain Zhouzhuang, masih banyak terdapat kota air yang lain. Namun sebuah pameran foto di Newyork pada 1984 mengubah sejarah kota ini.

Pada tahun 1984, 38 buah foto hasil karya Chen Yifei dipamerkan di gallery Newyork. “Memory of Hometown” yang merupakan foto jembatan kembar mendapat pujian internasional sehingga membuat kota Zhouzhuang menjadi terkenal. Foto ini kemudian dijadikan sampul pertama perangko PBB pada 1985. Sejak saat itu kota ini menjadi tujuan utama wisata kota air di Cina dan secara tidak resmi dinobatkan menjadi “No 1 Water Town in China

Jembatan Fuan

Selain Jembatan kembar ini, masih ada satu lagi jembatan yang sempat dilalui sewaktu menyusuri kanal kota Zhouzhuang dengan gondola. Jembatan Fuan ini dibangun pada masa dinasti Yuan pada tahun 1355. Keunikannya terletak pada kombinasirelung tunggal jembatan dengan menara dimana terdapat tempat minum teh, restoran dan juga toko souvenir.

Setelah sekitar 30 menit naik gondola, kami kemebali ke dermaga dan mulai berjalanmenyusurikota tua ini untuk kembali ke bus yang akan membawa kita kembali ke Shanghai. Sebuah perjalanan ke kota air yang menyegarkan dan memberi nuansa lain arti sebuah pengembaraan. Ternyata sebuah foto dapat mengubah nasib sebuah kota biasa menjadi kota terkenal!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun