Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ramadhan di Delhi: Terpukau oleh Merpati yang berterbangan di sekitar Menara dan Kubah Masjid Jama

13 Agustus 2011   08:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:50 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak Tangga Menuju Masjid India, salah satu negara dengan penduduk terpadat di dunia. Penduduknya saat ini mencapai lebih dari satu milyar jiwa dan hanya kalah dengan Cina. Walaupun sebagian besar penduduknya beragama Hindhu, namum jumlah muslim di India juga berjumlah lebih dari 159 juta jiwa. Hanya kalah dari jumlah muslim di Indonesia dan Pakistan. Tidaklah mengherankan, karena dalam sejarah India pernah menjadi pusat kerjaan islam yang besar dan jaya yaitu Dinasti Moghul. Mihrab Masjid dari www.ne.jp Naik Bajaj menggunakan Argo Berkunjung ke Delhi, terutama ke daerah Kota tuanya maka kita akan menemukan banyak bangunan yang indah dan bersejarah, salah satunya adalah Masjid Jama, yang merupakan Masjid terbesar di India. Karena itu pada kesempatan kunjungan kami ke Delhi , saya sempatkan mengunjungi masjid ini sekalian berbelanja di Chawri Bazaar yang juga sama terkenalnya. Dan kalau kita sudah ke India, jangan lupa mencoba naik kendaraan yang juga banyak di Jakarta, yaitu bajaj. Bajaj di Delhi tampak jauh lebih besar dan kokoh di bandingkan dengan di Jakarta. Dan juga lebih ramah lingkungan karena telah menggunakan Bahan bakar Gas. Rupanya ini sudah menajdi peraturn pemerintah India sejak tahun 1998 dan semenjak itu kualitas udara di kota-kota besar India menjadi lebih baik . tentu saja karena sekarang pun Delhi sudah memiliki angkutan massal yang modern dan tidak kalah dengan negara negara maju yaitu Delhi Metro. Naik bajaj di Delhi, memiliki seni tersendiri. Walaupun sudah dilengkapi argometer, namun sang pengemudi akan menolak menggunakannya dan akan member kita harga yang cukup mahal. Apalagi untuk orang asing. Karena itu ada baiknya bertanya dulu harga pasaran kepada perugas hotel dan harus berani menawar sekitar 50 persen. Ketika menuju Masjid jama, saya dikasih harga 180 Rupee, namun setelah berkata sambil menggeleng-gelengkan kepala" I have been there many many time and I paid only 100 Rupee" akhirnya sang supir pun setuju. He he. Masjid dilihat dari lapangan Tengah www.ne.jpKetatnya pengamanan masuk ke Masjid Masjid Jama terketak di kawasan Old delhi, di dekat Chari bazaar yang selalu hiruk pikuk dengan banyaknya pembeli, penjual, supir bajaj, dan bahkan rickshaw atau becak yang ditarik tenaga manusia. Akhirnya bajaj kami berhenti di dekat salah satu pintu masuk masjid. Dari jalan , pintu masjid masih harus di tempuh dengan menaiki puluhan anak tangga. Tentu saja masjidnya yang megah sudah terlihat dari kejauhan. Namun kenapa di dekat pintu terdapat banyak kerumunan. Rupanya di setia[ pintu masuk terda[at pemerikasaaan security yang cukup ketat. Mereka juga menggunakan metal detector segala. Wah baru kali ini nih , masuk masjid seperti masuk pesawat atau mal. Rupanya situasi keamanan di India memang mengharuskan pemeriksaan seperti ini, masjid ini sendiri pernah menjadi korban ledakan bom pada hari jumat 14 April 2006. Untungnya ledakan terjadi pada sekitar pukul 17.20 sore sehingga tidak terlalu banyak korban. 13 orang terluka pada waktu itu sementara di dalam masjid terdapat lebih dari seribu orang. Kolam di Halaman MasjidMasjid Termegah dari Dinasti Moghul Akhirnya setelah antri beberapa menit, kami pun bisa masuk ke halaman masjid. Wah terasa megah sekali lapangan tengahnya yang luasnya sekitar 75 kali 66 meter . Di tengah-tengahnya terdapat beberapa kolam untuk mengambil air wudhu. Ruangan sholat sendiri terdapat di dalam bangunan masjid yang mengelilingi lapangan tengah ini. Warna bata merah memang mendominasi bangunan masjid. Menara-menaranya yang megah dan relung-relung indah khas India segera membuat hati ini berdecak kagum. Sementara burung-burung merpati bebas berterbangan di sekitar kapangan, juga di atas menara dan kubah masjid. Semuanya menambah keindahan suasana. Pengunjung masjid ini selalu ramai, baik jemaah, maupun wisatawan. Wisatawan diperbolehkan masuk ke halaman tengah yang terbuka sementara ruang sholat hanya diperuntukan bagi jemaah yang mau sholat. Sekilas Sejarah Masjid Jama Menurut cerita masjid ini dibangun pada pertengahan abad ke 17 . Peletakan batu pertama dilakukan oleh Shah jehan pada 1650 dan setelah dibangun selama kurang lebih 6 tahun akhrinya selesai pada tahun 1656. Shah Jahan sendiri merupaka kaisar kelima dari Dinasti Moghul yang merupakan keturunan dari Persia. Walupun dilahirkan dari ibu yang beragama Hindhu, Shah Jahan lebih menganggap dirinya murni berdarah Persia. Karena into dia memindahkan ibukota dari Agra kembali ke Delhi dan membangun kota itu sesuai dengan keinginannya untuk menjadi model Taman Surga di Dunia. Dan Kota ini dinamakan Shajahanabad atah Kota ShahJahan. Perpaduan Antara Aristektur Hindu dan Islam Masjid ini dibangun dengan sangat indah dan megah dan mecoba mengambil keindahan arsitektur masjid yang ada di Persia dan Turki. Namun ciri khas India berupa Chatri (yang berasal dari bahasa sansekerta: artinya payung) tampak sangat mendominasi seluruh menara dan kubahnya. Perpaduan antara seni budaya Hindu dan Persia pada masjid-masjid di India akhirnya memperkaya seni budaya dunia Islam itu sendiri. Ini barangkali menunjukan besarnya kekuasaan Allah dan juga betapa universalnya ajaran Islam sehingga tidak dapat dibatasi oleh batas etnik, bahasa, negara, dan wilayah. Kami sempat menunaikan shalat dzuhur dan ashar di Masjid ini dan selalu terkenang akan kolam besar di tengah halaman tempat mengambil air wudhunya. Setelah puas melihat-lihat masjid termegah di India ini kami pun keluar menuruni pintu yang lain dan langsung berjalan kaki berbelanja di Chawri Bazaar, dan kemudian dilanjutkan ke Chandni Chowk untuk melihat sari dan barang lain khas India. . Sebuah kenangan yang tergores lama dalam kunjungan kami de Delhi. (Telkomsel Ramadhanku)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun