Saat ini ada yang tertawa riang , demi nenutupi kegundahan hati nya.
Saat ini ada yang berkata aku baik baik saja , demi menutupi gemuruh perasaannya.
Saat ini ada yang mengatupkan rahang kuat kuat, Â menarik sudut bibir nya membentuk sebuah simpul senyum , demi menahan bulir bening di mata nya.
Saat ini ada yang berkata , Â bercanda kok , demi menutupi kesungguhan hati nya.
Saat ini ada yang berkata , kita bersahabat kan , demi menutupi perasaan sayang nya dan degub jantung nya.
Saat ini ada yang berwajah serius, menjaga sikap nya sedemikian rupa, demi menutupi hati nya yang sedang meleleh.
Saat ini ada yang mengeluarkan kata kata begitu banyak nya, demi menutupi rasa sepi yang menghujam hati nya.
Saat ini ada yang menenggelamkan diri dengan kesibukan yang tiada ujung nya, demi melupakan keresahan hati nya.
Saat ini ada yang menatap televisi berjam jam tanpa tau apa yang sedang dilihat nya , demi menutupi fikirannya yang mengembara di suatu masa.
Saat ini ada yang bernyanyi dengan keras sambil bergoyang dan bercanda , demi menutupi galau harinya.
Saat ini ada yang berkata tidak apa apa , demi menutupi letupan letupan perasaanya.
Saat ini ada yang berlatih demikian keras, mendorong diri nya melampai batas, demi melupakan sesuatu yang mengganggu perasaannya.
Saat ini ada yang terus menerus tersenyum , demi menutupi lara yang di rasakannya.
Saat ini ada yang berkata , sudah lewat , aku sudah melupakanmu , demi menutupi kerinduan yang tidak pernah ada habis nya.
Saat ini di luar sana ada orang orang seperti itu,menghindar menyangkal mengingkari, ada banyak , entah mengapa dan untuk apa, aku salah satu nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H