1.2 Tujuan
A. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan teknik anyaman tikar tradisional yang digunakan oleh masyarakat Rekas.
B. Mempelajari nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung dalam proses pembuatan tikar.
C. Â Memahami peran tikar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Rekas dan bagaimana itu mencerminkan kearifan lokal.
1.3 Manfaat
A. Â Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang teknik anyaman tikar tradisional, nilai-nilai budaya, dan kearifan lokal yang terkandung dalam proses pembuatan tikar. Hal ini dapat membantu menjaga dan memperkuat warisan budaya masyarakat Rekas.
B. Â Menyediakan data dan informasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pemberdayaan ekonomi lokal melalui kerajinan anyam tikar. Pengembangan usaha kerajinan ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerajinan Anyam
Kerajinan anyam adalah bentuk seni dan keterampilan yang melibatkan penggunaan bahan-bahan yang dapat dianyam atau disusun secara bersilangan untuk membuat berbagai produk. Teknik anyaman telah menjadi bagian dari berbagai budaya di seluruh dunia dan digunakan untuk membuat berbagai macam barang, mulai dari kerajinan tangan hingga produk fungsional. Kerajinan anyam tidak hanya berfungsi secara praktis, tetapi juga sering kali memiliki nilai seni dan kearifan lokal yang mendalam. Melibatkan diri dalam kerajinan anyam dapat membantu melestarikan tradisi budaya, mendorong pemberdayaan ekonomi lokal, dan menciptakan produk unik dengan keindahan artistik tersendiri.
Anyaman adalah teknik membuat karya seni rupa yang dilakukan dengan cara menumpang tindihkan (menyilangkan) bahan anyam yang berupa lungsi dan pakan. Lungsi merupakan bahan anyaman yang menjadi dasar dari media anyam, sedangkan pakan yaitu bahan anyaman yang digunakan sebagai media anyaman dengan cara memasukkannya ke dalam bagian lungsi yang sudah siap untuk dianyam. Bahan-bahan anyaman dapat dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang sudah dikeringkan, seperti lidi, rotan, akar, dan dedaunan untuk dijadikan suatu rumpun yang kuat (tampar).
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengayam masih sangat sederhana seperti pisau pemotong, pisau penipis, dan catut bersungut bundar. Berdasarkan bentuknya, anyaman dibagi menjadi dua, yaitu anyaman dua dimensi, yaitu anyaman yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar saja, kalaupun seandainya memiliki ketebalan, ketebalan tersebut tidak terlalu diperhitungkan. Anyaman tiga dimensi, yaitu anyaman yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi (Dekrnas, 2014:136). Berdasarkan cara membuatnya, anyaman dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Â Anyaman datar (Sasak), yaitu anyaman yang dibuat datar, pipih, dan lebar. Jenis kerajinan ini banyak digunakan untuk tikar, dinding rumah tradisional, dan pembatas ruangan.
b.Anyaman  miring  (Serong),  yaitu  anyaman  yang  dibuat  miring,  bias  berbentuk  dua dimensiatau tiga dimensi. Jenis kerajinan ini banyak digunakan untuk keranjang, tempat tape, dan lain sebagainya.
c. Â Anyaman persegi (Truntum), yaitu anyaman yang dibuat dengan motif persegi, bisa segi tiga, segi empat, segi delapan, dan seterusnya. Anyaman ini bisa berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Berdasarkan tekniknya, anyaman dibagi menjadi dua, yaitu:
* Â Anyaman rapat, yaitu anyaman yang dibuat secara rapat.
* Â Anyaman jarang, yaitu anyaman yang dibuat secara jarang (renggang) (Mutmainah,