Ketika mendengar kata LDR, pasti rasanya sulit dan berat. LDR itu tidak hanya berlaku untuk pasangan saja, tetapi juga bagi seorang sahabat.
Bagaimana tidak? Persahabatan yang sudah lama terjalin dapat sirna begitu saja hanya karena perkara jarak. Jarak yang membentang, membuat kita sulit untuk saling bertemu.
Biasanya kita merasakan ini, di saat kita sudah berpisah dan mengakhiri pendidikan kita dengan mengejar impiannya ke berbagai kota. Nah, ini dinamakan dengan Long Distance Friendship.
Sedih memang, biasa sering menghabiskan waktu bersama, bercerita dan  bersenda gurau, kini harus terpisahkan jarak dan entah kapan untuk bisa bertemu. Ditambah ditinggal sahabat yang sudah menikah dan hidup dengan keluarga barunya. Kita sebagai sahabat, sangat bahagia melihat sahabat kita sudah menempuh hidup barunya. Hanya saja, membuat kita semakin sulit untuk bertemu dan akhirnya hanya bisa berhubungan dengan jarak jauh.
Kita hanya bisa saling bertukar kabar dan memberikan dukungan melalui surat kabar atau media sosial. Rasa rindu yang memuncak, hanya bisa diselipkan melalui do'a. Ternyata LDR dengan sahabat itu jauh lebih menyiksa, terlebih jika sahabat sudah menjadi keluarga bagi kita.
Ada beberapa hal yang sering kita rasakan saat LDR dengan sahabat:
PERTAMA, Ingin Bercerita
Seorang sahabat bisa posesif juga, jika sudah mengatakan 'ingin curhat'. Salah satu kewajiban bagi kita untuk saling bertukar kabar dan memberikan dukungan.Â
Namun, kita sering merasakan kesal juga saat ingin curhat, tetapi tak kunjung dibalas. Sedih memang, tetapi inilah resiko hubungan jarak jauh. Tak bisa dipungkiri, jika sudah bertemu dalam chat akan terus berlanjut hingga larut dan semua pun akan diceritakan.
KEDUA, Meredakan Rindu dengan Video Call