Bab 4: Di Balik Bayangan
Setelah menemukan Kuil Cahaya dan menerima bimbingan dari Pak Rahman, Arif dan Siti merasa bahwa perjalanan mereka telah mencapai titik penting. Namun, mereka juga menyadari bahwa masih banyak yang harus mereka pelajari dan hadapi. Dengan semangat yang baru, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka dan menggali lebih dalam rahasia yang tersembunyi di balik bayangan.
Setelah beberapa hari beristirahat di Kuil Cahaya, mereka memutuskan untuk menjelajahi lebih jauh ke dalam gunung. Pak Rahman memberi mereka peta kuno yang menunjukkan jalan-jalan rahasia dan tempat-tempat penting yang belum mereka kunjungi. Dengan peta tersebut, mereka memulai perjalanan baru yang penuh dengan tantangan dan penemuan.
Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah gua besar yang dipenuhi dengan stalaktit dan stalagmit yang berkilauan. Gua ini tampak seperti tempat yang belum pernah dijamah oleh manusia. Di dalam gua, mereka menemukan sebuah pintu batu besar yang dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang menggambarkan berbagai simbol dan gambar yang mereka temukan dalam buku tua.
Arif mendekati pintu tersebut dan membaca tulisan-tulisan di sekitarnya. "Ini adalah pintu menuju ruang rahasia yang menyimpan pengetahuan kuno," katanya. "Kita harus memecahkan teka-teki ini untuk membuka pintu dan melanjutkan perjalanan kita."
Siti dan Pak Rahman membantu Arif memecahkan teka-teki tersebut. Dengan bantuan peta kuno dan pengetahuan yang mereka peroleh dari Kuil Cahaya, mereka berhasil menemukan kunci yang tersembunyi di balik ukiran-ukiran tersebut dan membuka pintu besar itu.
Di balik pintu, mereka menemukan sebuah lorong yang gelap dan misterius. Lorong itu dipenuhi dengan bayangan yang bergerak-gerak, seolah-olah ada sesuatu yang hidup di dalamnya. Arif merasa sedikit takut, tetapi ia tahu bahwa ia harus melanjutkan perjalanan ini untuk menemukan cahaya yang ia cari.
Dengan hati-hati, mereka memasuki lorong tersebut dan menemukan bahwa itu adalah jalan rahasia yang mengarah ke dalam perut gunung. Di dalam lorong, mereka menemukan lebih banyak ukiran dan simbol-simbol kuno yang memberikan petunjuk tentang perjalanan mereka selanjutnya.
Lorong itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan cahaya lembut dari kristal-kristal yang bersinar di dinding. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar kuno yang dihiasi dengan berbagai artefak dan tulisan-tulisan kuno.
Pak Rahman mendekati altar dan membaca tulisan-tulisan tersebut dengan seksama. "Ini adalah tempat suci yang digunakan oleh para pencari cahaya sebelumnya," katanya. "Di sini, mereka menerima bimbingan dan pengetahuan yang membantu mereka dalam perjalanan mereka."