Ketika beliau berumur 20 tahun Nabi SAW sudah ikut berperang dan membantu pamannya menyediakan anak panah. Perang ini dinamakan perang Fijar (perang yang terjadi di bulan yang dilarang perang di dalamnya). Perang dimana Nabi SAW sudah mulai melibatkan diri di majlis orang dewasa. Peran pemuda yang penuh semangat dan mengarahkan mereka untuk selalu melakukan hal positif serta memberi peluang dan ruang untuk pemuda agar lebih terasah potensinya sehingga pemuda bis tegap berdiri menjadi pondasi bagi agama. Setelah pernah Fijar, terjadilah hilful fudhul (perjanjian kebulatan tekad), bahkan Rasulullah SAW menyebut bahwa perjanjian tersebut lebih beliau sukai dari unta merah yang mahal. Beliau Allah muliakan dengan risalah.
Beliau pun menikah dengan istri terbaik dari wanita terbaik yaitu Khadijah binti Khuwailid diusia 25 tahun. Dari pernikahan dengan ibunda Khadijah beliau memiliki 6 orang anak yang 3 orang diantaranya yaitu putra putra beliau meninggal dunia di masa kanak kanak. Pada usia 35 tahun Nabi SAW ikut berpartisipasi dalam pembangunan kembali ka’bah bersama kabilah Quraisy beliau merenovasi bangunan Ka’bah agar kokoh. Beliaupun memutuskan perkara dengan adil siapa yang akan meletakan Hajar Aswad dengan meminta agar setiap kepala kabilah memegangi setiap sudut selendang yang dipakai untuk membawa Hajar Aswad untuk disimpan ke tempat semula.
Ini tentu menjadi pembeda Nabi SAW dengan manusia biasa. Nabi SAW dengan menguasai Tarbawi dalam pasar dan dunia perniagaan. Dari kemampuan beliau dalam menggembala kambing dan berdagang beliau mengenal watak dan jenis karakter manusia, seni berdiplomasi dan strategi menarik simpati, mempunyai nilai kejujuran dan amanah dengan gelar Al Amin yang disematkan kepada beliau, juga Nabi SAW sukses tanpa kecurangan. Begitu Allah menjaga Nabi SAW dari segala keburukan dan tidak ada celah keburukan untuk masuk padanya.
Dalam kehidupan rumah tangga beliau, Khadijah adalah istri yang paling Nabi SAW cintai melebihi istri istri lainnya. Bahkan suatu ketika, Aisyah Ra berkata “ aku tidak pernah cemburu kepada istri istri Nabi SAW kecuali kepada Khadijah, padahal aku tidak sempat menemuinya.”
Rasulullah SAW ketika menyembelih kambing selalu ingat untuk memberikannya kepada teman teman Khadijah, saking besar kecintaannya kepada Khadijah. Pernah suatu ketika Aisyah Ra membuat Nabi SAW marah dengan berkata “Khadijah!!!” maka beliau bersabda :” aku diberikan anugrah untuk mencintainya”.—HR. Muslim ini adalah isyarat bahwa mencintai Khadijah adalah kemuliaan.
Bagaimana tidak, hanya Khadijah yang mendapat salam dari Raab Alamin dan dari Ruhul Amin.
Ketika itu,Jibril mendatangi Nabi SAW lalu berkata, “Ya Rasulullah, Khadijah telah datang membawa tempayan berisi kuah daging atau makanan atau minuman, maka jika ia tiba sampaikanlah kepadanya salam dari Robbnya dan dariku, serta kabarkanlah kepadanya dengan sebuah rumah di surga dari mutiara yang tidak ada suara keras (hiruk pikuk) di dalamnya dan juga tidak ada keletihan”.- HR. Al Bukhari dan Muslim.
Dari fase pembentukan pribadi terbaik ini, maka begitu indahnya alur kehidupan Nabi SAW.
*Masa kanak kanak Nabi SAW menjadi masa penyiapan dan pembekalan.
*Masa remaja Nabi SAW menjadi masa mengokohkan eksistensi.
*Masa usia 40 tahun Nabi SAW menjadi masa untuk berkiprah dan berkontribusi.