Teguh, tangguh, tegar...
Berdiri tegap tanpa gemetar
Mencoba tangguh meski bercucuran peluh
Selalu tegar meski hati tebakar
Selalu tanggap dan cekatan, itulah Bapa
Walau panas terik sang surya menusuk kulit coklatnya
Meski keringat tiada henti bercucuran di dahinya
Semangatnya selalu menyala
Tak pernah padam termakan usia
Bak kobaran bara yang kian menjadi setelah tersulut solar
Sebesar itu pula keinginannya tuk melihatku bersinar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!