Mohon tunggu...
Ratna Sugiarti
Ratna Sugiarti Mohon Tunggu... Guru - Bukankah hidup menjadi lebih bermakna ketika kita nembaginya dengan sesama..

Untuk menjadi bahagia, kita tak memerlukan seluruh isi dunia ini.. Cukup beberapa dari mereka yang terbaik dan setia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Paruh Baya dan Putrinya

18 Januari 2020   15:15 Diperbarui: 18 Januari 2020   15:22 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku memang terlahir dari keluarga tidak berada, serba kekurangan, namun sebenarnya keluargaku sarat dengan kehangatan dan kebersamaan. Sesuatu yang mungkin tidak dimiliki orang lain.

Namun aku menutup mata terhadap kelebihan keluargaku. Aku terlalu fokus dengan diriku. Sampai aku tidak menyadari bahwa luka yang kutorehkan untuk orang tuaku terlalu dalam. Sembilu pun sering kutancapkan pada nurani mereka. Aku tidak menyadarinya….

Sampai suatu saat, ada suatu momen dalam hidupku yang berhasil mencelikkan mataku, aku tersadar. "Apakah aku terlambat menyadarinya?", pikirku.

Tidak ada yang terlambat di dunia ini. Selama aku mau mengakuinya dan mampu bersyukur dengan apa yang telah Tuhan ciptakan, aku bisa berdamai dengan diriku, keluargaku, dan sekelilingku.

Sekarang aku telah menjadi orang sukses. Bukan, bukan orang yang bergelimang harta benda dan emas melimpah. Tidak, itu bukan ukuran kesuksesanku. Kesuksesanku adalah ketika aku berhasil menghormati orang tuaku, menjadikan mereka mahkota di hatiku cerminan kasih Sang Khalik, dan menjadikan diriku saluran kasih untuk sekitarku.

Terima kasih ku 'tuk semua budi baik dan pengorbanan bapak dan ibu. Apalah artinya aku tanpa kalian. Ambyar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun