Mohon tunggu...
Dwi Ratna Sari
Dwi Ratna Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gadis dengan kelahiran 14 September, senang membaca buku fiksi dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harapan dan Impian

23 Desember 2024   20:02 Diperbarui: 23 Desember 2024   20:02 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suasana hati Kinan rasanya sangat membaik setelah Jinan mengatakan hal panjang itu untuknya, "Udah ya nangisnya? Adik Abang jelek kalau nangis," pinta Jinan sementara Kinan menampilkan wajah cemberut ketika diejek Jinan.

"Makan dulu ya? Mau abang suapin?" Malam itu Kinan benar-benar kembali pada dirinya yang kecil. Kali ini suasananya berbeda, bukan dengan Bundanya melainkan bersama Jinan. Sungguh jikalau ada Jinan di setiap rumah, maka dipastikan tidak ada hal yang perlu dirisaukan. Lewat tindakan dan ucapan magisnya ia mampu menghangatkan seisi rumah. Menenangkan.

"Abang?'' panggil Kinan.

"Hm? Kenapa?"

"Makasih, makasih buat semuanya. Makasih udah terlahir jadi Abangnya Kinan," ungkap Kinan, sedangkan Jinan hanya tersenyum mendengar ucapan adiknya. "Abang juga makasih karena Kinan masih mau di sisi Abang, kedepannya kita jalani hidup dengan bahagia, ya?"

Kinan tersenyum. "Selama Abang tetap di samping Kinan, gak ada yang perlu dikhawatirkan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun