Mohon tunggu...
Ratiza Rizkian Azwartika
Ratiza Rizkian Azwartika Mohon Tunggu... -

boyish - cheerfull - and its me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik Delphi dalam Evaluasi Perencanaan

13 Juni 2013   21:52 Diperbarui: 4 April 2017   16:27 3526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Evaluasi pada umumnya selalu identik dengan mencari-cari kesalahan. Padahal sebenarnya evaluasi sendiri merupakan suatu proses untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan suatu program atau kegiatan serta mengukur keefektifannya. Evaluasi pada suatu perencanaan lebih difungsikan sebagai proses untuk mengetahui sejauh mana perencanaan terealisasi atau terlaksana, kekurangan kelebihan serta hambatannya, bahkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan dari suatu perencanaan tersebut. Dalam perencanaan spasial, evaluasi sangat dibutuhkan untuk mengukur apakah suatu rencana atau program sudah berhasil, serta juga dapat mengetahui kekurangan dan hambatan apa yang dihadapi. Setiap program atau kegiatan pasti memiliki tujuan dan sasaran, evaluasi digunakan untuk mengukur apakah tujuan tersebut sudah terlaksana atau belum.

Ada banyak macam teknik analisa, salah satunya adalah teknik analisa delphi yang merupakan teknik analisa kualitatif. Teknik Delphi dikembangkan oleh Derlkey dan asosiasinya di Rand Corporation, California pada tahun 1960-an untuk memperoleh opini ahli. Objek dari metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliabel dari sebuah grup ahli. Singkatnya, teknik analisis delphi yaitu suatu usaha untuk memperoleh konsensus groups/expert yang dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh konvergansi opini (Piercy, 1998 dalam Tarigan, 2001). Perolehan penilaian expert dilakukan melalui kuesioner untuk memudahkan pembentukan suatu keputusan kelompok. Sedangkan untuk memperoleh pertanyaan yang benar-benar sesuai untuk diajukan dalam kuesioner, dilakukan cochran test. Teknik delphi dibutuhkan dalam situasi dimana tidak ada kriteria standart untuk mengevaluasi (Taleai dan Mansuorian, 2008).

Menurut Chang (1993), teknik delphi memiliki ciri-ciri antara lain mengabaikan nama; iterasi dan feedback yang terkontrol; serta respon kelompok secara statistik. Jumlah dari iterasi kuisioner delphi tergantung pada pertanyaan yang belum konsensus atau belum disepakati. Iterasi berhenti ketika kesepakatan semua expert sudah muncul. Delphi membutuhkan waktu yang lebih, keterampilan peserta/ expert dalam komunikasi tertulis dan motivasinya. Diluar keadaan itu, sebaiknya tidak menggunakan delphi karena dikhawatirkan tidak efektif.

Prosedur delphi antara lain sebagai berikut:

1.Mengembangkan pertanyaan Delphi

Pertanyaan delphi ditentukan berdasarkan tujuan program atau sasarannya. Tahap ini merupakan tahap kunci sehingga pertanyaan yang disusun harus benar-benar bisa sebagai alat pengukur dari suatu program atau perencanaan.

2.Memilih dan kontak dengan responden

Partisipan sebaiknya dilihat responden mana yang mengetahui permasalahan, serta memiliki informasi yang tepat untuk dibagi. Seleksi aktual dari responden umumnya menyelesaikan melalui penggunaan proses nominasi. Proses seleksi dapat dilakukan dengan analisa stakeholder, yaitu pembobotan terhadap masing-masing calon stakeholder yang mungkin/ yang terkait. Stakeholder yang diambil adalah stakeholder kunci

3.Memilih ukuran contoh

Ukuran panel responden bervariasi dengan kelompok yang homogen dengan 10 – 15 partisipan mungkin cukup. Akan tetapi dalam sebuah kasus dimana refrence yang bevariasi diperlukan maka dibutuhkan partisipan yang lebih besar.

4.Mengembangkan kuisioner dan test 1

Kuisioner pertama dalam Delphi mengikuti partisipan untuk menulis respon pada garis besar masalah. Sampul surat termasuk tujuan, guna dari hasil, perintah dan batas akhir respon.

5.Analisa kuisioner 1

Analisa kuisioner harus dihasilkan dalam ringkasan yang bersisi bagian – bagian yang diidentifikasi dan komentar dibuat dengan jelas dan dapat dimengerti responden terhadap kuisioner 2. Anggota grup kerja mendokumentasikan masing – masing respon pada kartu indeks, memilih kartu kedalam katagori umum, mengembangkan sebuah konsensus pada label untuk masing – masing katagori dan menyiapkan ringkasan bayangan yang berisi katagori – katagori.

6.Pengembangan kuisioner dan test 2

Kuisioner kedua dikembangkan menggunakan ringkasan responden dari kuisioner 1. Fokus dari kuisioner ini adalah untuk mengidentifikasikan area yang disetujui dan yang tidak, mendiskusikan dan mengidentifikasi bagian yang diinginkan serta membantu partisipan mengetahui masing – masing posisi dan bergerak menuju pendapat yang akurat, responden diminta untuk memilih pada ringkasan bagian kuisioner 1

7.Analisa kuisioner 2

Tugas dari kelompok kerja adalah menghitung jumlah suara masing – masing bagian yang meringkas komentar yang dibuat tentang masing – masing bagian. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menentukan jika informasi lengkap akan membantu untuk penyelesaian masalah atau paling tidak membuktikan untuk digunakan di berbagai cara.

8.Mengembangkan kuisioner dan test 3

Kuisioner 3 didesain untuk mendorong masukan proses Delphi

9.Analisis kuisioner 3

Analisa tahap ini mengikuti prosedur yang sama pada analisis kuisioner 2

10.Menyiapkan laporan akhir

Teknik analisa ini dapat digunakan pada program-program pemerintah juga, seperti Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Program ini merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun “gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan”, yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip universal. Stakeholder terkait seperti Bappenas, Kementerian Permukiman dan Pengembangan Wilayah, masyarakat yang menjadi objek program, dan stakeholder pendukung lainnya dapat menjadi responden dalam evaluasi menggunakan teknik delphi. Pertanyaannya dapat dikembangkan dari tujuan program yang diukur dengan kriteria yang berkisar tentang sejauh mana tercapainya program P2KP, keefektifitas programnya, efisiensinya, serta jangkauan programnya apakah sudah merata atau tidak implementasinya. Evaluasi delphi juga dapat mengetahui apa saja kekurangan, kelebihan, serta hambatan dalam proses implementasi program.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun