Mohon tunggu...
ratiya zurea
ratiya zurea Mohon Tunggu... -

I Am What I Am...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tanda Tanya (Part 1)

28 Maret 2012   13:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dan untuk pertama kalinya di waktu itu...

Hari ini adalah hari Rabu. Itu berarti, liburan akan berakhir lebih kurang seminggu lagi. Aku masih di kampung halaman, sebelum akhirnya kembali ke perantauan. Itu artinya, kira-kira seminggu lagi aku akan berkutat dengan materi kuliah lagi. Eh, itu berarti? Aku harus merasa senang atau sedih?

"Kak, tadi Kak Eka telepon kerumah, tanya gimana kabar kakak," kata Tari membuyarkan lamunanku. Mari kita perkenalan dengan Tari terlebih dahulu. Tarina Santosa, adalah adik satu-satunya yang aku punya, dan yeah, kamu tidak akan mau tahu tentangnya. Cewek yang jutek, judes, jahil, dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya sifat yang buruk. Maka dari itu, mari kita ubah perkenalan ini menjadi perkenalan denganku. Namaku adalah Tiya Zurea Santosa dan aku adalah mahasiswi di sebuah universitas di Yogyakarta yang sedang mendalami bahasa asing, yaitu bahasa Perancis. Merupakan anak pertama dari satu ayah dan satu ibu. Ya intinya, aku adalah aku.

"KAKAK, TADI KAK EKA TELEPON KERUMAH, TANYA GIMANA KABAR KAKAK!" Astaga, raksasa macam apa yang mengeluarkan suara itu? Eh iya ding, kan tadi Tari yang lagi ngomong.

"KAKAK..."

"Iya, iya, aku dengar. Bisa nggak sih pelanin suaramu itu? Kakak nggak mau jadi tuli gara-gara kamu teriakin terus!" Kali ini aku yang nyerocos sambil mengusap-usap telingaku. Yap, masih normal, nggak tuli. :D

"Terus kamu jawab gimana?" lanjutku.

"Tari jawab aja kalo kakak nggak mau nerima telepon dari Kak Eka." WHAT?

"Tari ngomong ke Kak Eka kalo kakak jadi tuli soalnya kakak nggak mau bangun tidur kalo nggak Tari bangunin pake suara khas ala Tari, hahaha." Aku bangkit dari tempat tidurku dan berusaha melemparnya dengan bantal. Hei, ayolah, ini cuma bantal, nggak akan sakit. Gini-gini aku bukanlah kakak yang sadis. :D

Tapi belum sempat aku melemparnya, ia sudah keluar kamar dan menutup pintu. Dasar bocah kecil, awas aja nanti, dan... Aaawww! Aku merasakan tubuhku masih sakit. Kulihat tanganku, terutama lengan tangan kananku masih bengkak. Astaga, kakiku juga! Dengan perlahan aku duduk di meja belajarku, menghidupkan laptop dan mulai online. Ku buka akun facebook-ku. Ah, sekali-kali jadi pemalas tidak apa-apa kan? Mumpung masih liburan. Dan... ada satu pesan masuk.

Rian Syahputra             23 Agustus 2011

Eh, kamu yang kemarin senin di gramedia amplaz nyari buku bahasa perancis itu bukan? kalo bukan gak usah di approve. :)

Rian Syahputra             30 Agustus 2011

Holla! Thanks dah approve. Eh, jangan-jangan malah kamu gak inget aku? Haha, gapapa lah. Btw, kelihatannya kamu seneng banget bahasa jepang, tapi kenapa ambilnya kuliah bahasa perancis?

Last but not least, salam kenal! Nice to know you. :)

Tiya Zurea              7 September 2011

sorry baru balas, baru sempat online, beberapa hari yang lalu aku sempat membuka akun facebook hanya untuk mengkonfirmasi permintaan pertemanan, tolong jangan salah paham. Yups, nice to know you you, too. Eh? darimana kamu tau aku di gramedia amplaz? apa kita pernah ketemu?

ya karena aku lebih suka jepang, kalo ambil bahasa jepang, pengetahuanku gak akan berkembang ke bahasa lain. sedangkan kalo ambil prancis, aku bisa mempelajari 2 bahasa sekaligus.

Rian Syahputra 7 September 2011

nggak, gak salah paham. sip, jawaban yang bagus. thanks udah jawab. nambah wawasan.

Nah lho, sekarang malah pertanyaanku nggak dijawab. Beribu pertanyaan, bahkan mungkin milyaran, memenuhi otakku dalam waktu sedetik! Coba bayangkan bagaimana pertanyaan itu berdesak-desakan untuk masuk dalam memori otakku yang pas-pasan ini. Pertanyaan yang memunculkan tanda tanya besar. Ah, ya sudahlah. Mungkin nanti aku akan menanyainya lagi. Dan begitulah, akhir perbincangan kami. Perbincangan yang tidak hanya berakhir sampai disini. Perbincangan yang merupakan awal dari cerita ini ada.  Perbincangan yang masih berlanjut hingga membawaku terjun dalam berbagai situasi. Perbincangan yang mengingatkanku kembali bagaimana luka di tubuh ini bisa ku dapatkan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun