"Rambut hitam pendek, ada bekas luka di pelipisnya."
Moretti langsung menegang.
"Luka di pelipis? Itu bisa jadi Riccardo Bellini. Pencopet kelas kakap. Jika benar dia pelakunya, gadis ini memang dijebak."
Tiga hari kemudian, polisi menangkap Riccardo Bellini di pinggiran Roma. Setelah interogasi panjang, pria itu akhirnya mengaku telah merencanakan segalanya. Dia menjebak Bianca guna melarikan diri lebih dulu.
Namun, sesuatu yang lebih buruk terjadi. Meskipun Bellini mengakui kejahatannya, pemilik toko tetap bersikeras menuntut Bianca.
"Aku tidak peduli siapa yang merencanakan! Faktanya, aku kehilangan perhiasanku dan dia tetap bagian dari kejahatan itu!" katanya keras kepala.
Angelo mencoba bernegosiasi, tetapi pengusaha tua itu tetap kaku.
Proses hukum pun berjalan. Sayangnya, meskipun bukti menunjukkan bahwa Bianca dijebak, pengadilan tetap menjatuhkan hukuman percobaan kepadanya karena 'terlibat dalam kepemilikan barang curian.'
Di hari vonis dibacakan, Bianca menunduk, matanya kosong. Angelo menatap hakim dengan ekspresi kecewa, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hukum memang berjalan, tetapi apakah keadilan ditegakkan?
Di luar ruang sidang, Bianca berkata, "Jadi, begini akhir ceritanya?" suaranya pelan.