Gadis itu meronta. Napasnya tersengal. Wajahnya tidak menunjukkan rasa bersalah, tetapi kepanikan terlihat begitu nyata.
Angelo merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Aspetta!" seru Angelo, melangkah maju dengan sikap yang mendominasi.
Matanya tajam menyapu kerumunan, membuat beberapa orang ragu untuk melanjutkan tindakan mereka.
"Kalian tidak bisa menghakimi seseorang di jalan seperti ini," katanya dengan suara dingin dan tegas.
Pria tua pemilik toko, yang mulai jelas sebagai seorang pedagang perhiasan, menatapnya penuh emosi.
"Aku melihat sendiri! Dia masuk ke tokoku, mengambil kalung itu, lalu lari!" katanya.
Angelo beralih menatap sang gadis.
"Apa benar begitu?" tanyanya pelan, tetapi tajam.
Masih dengan raut penuh ketakutan, gadis itu menggeleng kuat.
"Aku tidak mencuri! Seseorang melemparkan benda ini kepadaku di gang dan pergi begitu saja! Aku tidak tahu apa-apa!"