Mohon tunggu...
Rati Kumari
Rati Kumari Mohon Tunggu... Penulis - An Author A Writerpreneur

Author, Writerpreneur, Proofreader, Cultural Ambassador of The Alpha E-Magazine, Love arts, singing, and learning any language.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Doa yang Tak Terlupa: Pelajaran Berharga dari Ibu Soimah

1 Februari 2025   10:15 Diperbarui: 1 Februari 2025   10:15 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat duduk di bangku SMA, saya mengalami salah satu momen pembelajaran yang paling berharga dalam hidup. Di kelas agama, Ibu Soimah, guru agama kami, mengajarkan sebuah doa yang hingga kini masih melekat di ingatan saya. Beliau tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga memastikan setiap murid muslim benar-benar menghafalnya. Kami diuji satu per satu, diminta membaca doa itu dengan benar, hingga akhirnya tertanam kuat dalam hati dan pikiran.

Doa yang diajarkan ternyata adalah Sayyidul Istighfar, salah satu doa utama dalam Islam yang diajarkan oleh Rasulullah sebagai bentuk istighfar terbaik.

Begini lafaznya:

Allahumma anta rabbi, laa ilaaha illaa anta, khalaqtani wa ana 'abduka, wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu, a'udzu bika min sharri ma shona'tu, abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u bidzanbi, faghfir li, fa innahu laa yaghfiru adz-dzunuba illa anta.

"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjian dan janjiku kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku. Maka ampunilah aku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau." (HR. Bukhari, no. 6306)

Doa ini begitu dalam maknanya; mengajarkan tauhid, ketergantungan kepada Allah, serta pengakuan akan nikmat dan dosa yang telah kita perbuat. Sejak saat itu, saya selalu mencoba mengamalkannya, terutama dalam doa sehari-hari.

Puluhan tahun telah berlalu. Namun, ajaran Ibu Soimah tetap hidup dalam ingatan saya. Saya sangat bersyukur atas bimbingan beliau. Semoga Allah membalas segala ilmu yang telah beliau ajarkan dengan pahala berlipat ganda. (RK)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun