Karena banyak rating jelek, warteg "Makmur Jaya" turun peringkat di aplikasi. Orderan mulai sepi lagi.
Sampai akhirnya, datang seorang pelanggan baru. Orangnya rapi, pakai kemeja mahal, bau parfumnya kayak toko mewah di mal.
"Bang, saya mau beli warteg ini!" katanya santai.
Bang Udin melongo. "Hah? Beli warteg? Buat apa?"
"Saya mau ubah jadi warteg startup. Warteg digital dengan konsep modern. Makanan tetap enak, tetapi semua serba otomatis. Pakai sistem robot, pembayaran QR code, dan delivery drone. Saya beli dengan harga bagus."
Bang Udin garuk-garuk kepala. "Lah, ini warteg apa restoran luar angkasa?"
Euis yang ngedenger langsung kepo, "Pak, kalau dijual dapet berapa?"
Si orang kaya senyum. "Lima ratus juta."
Bang Udin hampir keselek air liur. Lima ratus juta?!
"Ya, tapi ada satu syarat. Bang Udin tetap jadi ikon warteg ini, jadi maskot buat promosi. Boleh?"
Bang Udin nyengir. "Jadi maskot? Maksudnya foto muka gue ditempel di spanduk?"