Mohon tunggu...
Rati Kumari
Rati Kumari Mohon Tunggu... Penulis - An Author A Writerpreneur

Author, Writerpreneur, Proofreader, Cultural Ambassador of The Alpha E-Magazine, Love arts, singing, and learning any language.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isra Mikraj: Nilai Abadi dalam Dunia Modern

27 Januari 2025   15:06 Diperbarui: 27 Januari 2025   15:11 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia yang semakin penuh tekanan dan perubahan, kita sering lupa untuk berhenti sejenak dan merenungkan hal-hal terpenting dalam hidup. Peristiwa Isra Mikraj, kisah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha, adalah pengingat abadi tentang keutamaan nilai-nilai spiritual yang relevan di segala zaman. Kisah ini bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga sumber pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern.

Berikut beberapa refleksi penting dari Isra Mikraj yang dapat kita jadikan panduan:

1. Menjaga Hubungan dengan Allah di Tengah Kesibukan Dunia

Isra Mikraj adalah pengingat penting tentang hubungan vertikal, yaitu hubungan manusia dengan Allah Swt. Dalam surat Al-Isra (17:1), Allah mengisahkan perjalanan ini sebagai bukti kekuasaan-Nya:

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Dalam dunia modern yang penuh kesibukan pekerjaan dan serbuan teknologi, menjaga waktu untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta sering kali terpinggirkan. Namun, perintah salat yang diterima Nabi Muhammad saw. dalam Isra Mikraj mengajarkan kita bahwa hubungan spiritual harus menjadi prioritas. Salat adalah bentuk komunikasi langsung yang menguatkan jiwa di tengah kesibukan duniawi.

Sebagai contoh, di tengah tekanan kerja yang berat, meluangkan waktu lima kali sehari untuk salat dapat menjadi oase. Hal itu bisa menjadi penenang pikiran sekaligus peringatan bagi kita akan tujuan hidup lebih besar.

2. Menghadapi Tantangan dengan Keimanan

Isra Mikraj bukanlah perjalanan yang mudah dipercaya oleh masyarakat di zaman Nabi Muhammad saw. Bahkan, banyak kaum mencemooh beliau karena menganggap perjalanan ini tidak masuk akal. Namun, Nabi Muhammad saw. tetap teguh pada kebenaran.

Ini adalah pelajaran penting bagi kita dalam menghadapi tantangan dan skeptisisme di era modern. Setiap langkah besar dalam hidup; entah itu inovasi, perubahan karier, atau keputusan pribadi, sering kali dihadapkan pada keraguan dan kritik. Namun, dengan keyakinan dan keimanan, kita dapat menghadapi segala rintangan.

Contohnya, seorang inovator yang membawa ide baru sering kali dianggap aneh atau tidak realistis. Akan tetapi, sejarah membuktikan bahwa dengan keyakinan dan usaha konsisten, inovasi yang baik akan diterima dan diakui.

3. Memahami Pentingnya Kepedulian Sosial

Perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa juga melambangkan pentingnya membangun hubungan horizontal; kepedulian terhadap sesama manusia. Dalam dunia yang semakin individualistis, kita sering terjebak dalam rutinitas pribadi dan melupakan pentingnya kepedulian sosial.

Isra Mikraj mengingatkan kita bahwa ibadah tidak hanya soal hubungan dengan Allah, tetapi juga hubungan dengan manusia. Kepedulian sosial dapat diwujudkan melalui langkah sederhana, seperti membantu tetangga yang membutuhkan, mendukung gerakan sosial, atau bahkan sekadar mendengarkan keluhan seseorang.

Dalam konteks kehidupan modern, bergabung dengan organisasi sosial atau menyisihkan sebagian pendapatan untuk amal bisa menjadi salah satu cara mewujudkan kepedulian ini. Dengan begitu, kita ikut menciptakan harmoni di dunia yang penuh perbedaan.

4. Integrasi Ilmu dan Iman

Isra Mikraj, dengan konsep perjalanan lintas dimensi yang melampaui ruang dan waktu, sering kali dianggap mustahil dari sudut pandang rasional. Namun, dalam perspektif modern, peristiwa ini membuka ruang diskusi antara ilmu pengetahuan dan iman.

Konsep perjalanan lintas dimensi yang dijelaskan dalam astrofisika modern, seperti teori wormhole, memberikan gambaran tentang kemungkinan perjalanan cepat melintasi ruang dan waktu. Meski teori ini masih dalam ranah spekulasi ilmiah, ia mengajarkan kita untuk tidak memisahkan logika dan spiritualitas.

Dalam kehidupan sehari-hari, integrasi ilmu dan iman dapat diwujudkan melalui penerapan nilai-nilai agama dalam teknologi dan sains. Misalnya, perkembangan teknologi ramah lingkungan yang berlandaskan prinsip Islam tentang menjaga keseimbangan alam adalah contoh nyata bagaimana keduanya dapat saling melengkapi.

5. Menguatkan Spirit Perubahan dan Harapan

Isra Mikraj adalah simbol transformasi, perjalanan menuju tingkat spiritual lebih tinggi. Hal ini mengajarkan bahwa setiap perubahan besar dalam hidup dimulai dengan langkah kecil yang penuh kesabaran.

Sebagai manusia, kita juga memiliki perjalanan "Isra Mikraj" versi kita masing-masing, baik itu perjuangan untuk memperbaiki diri secara spiritual, sosial, maupun pribadi. Misalnya, memulai kebiasaan baru seperti bangun lebih pagi untuk berolahraga atau meluangkan waktu untuk belajar hal baru adalah langkah kecil yang dapat membawa perubahan besar.

Penutup

Isra Mikraj bukan sekadar kisah sejarah, melainkan pedoman universal yang relevan sepanjang zaman. Hubungan dengan Allah Swt., kepedulian terhadap sesama, keberanian menghadapi tantangan, integrasi ilmu dan iman, serta semangat perubahan adalah nilai-nilai yang dapat kita jadikan pegangan hidup.

Dengan memahami dan menerapkan pelajaran dari Isra Mikraj, kita dapat menemukan keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta terus bergerak maju menuju kebahagiaan sejati. Semoga peristiwa ini menjadi pengingat untuk terus menggali maknanya dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahua'lam. (RK)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun