Mohon tunggu...
Rati Kumari
Rati Kumari Mohon Tunggu... Penulis - An Author A Writerpreneur

Author, Writerpreneur, Proofreader, Cultural Ambassador of The Alpha E-Magazine, Love arts, singing, and learning any language.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Teman Bergadang

15 Januari 2025   19:28 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emily Morter/Unsplash

PR dari sekolah begitu banyak. Satu per satu sudah diselesaikan. Namun, masih ada saja yang belum tuntas. Malam itu saat paling tepat untuk mengerjakan karena keesokan harinya batas akhir pengumpulan. Lagi pula, PR mengetik 10 jari bukan hal yang memberatkan. Keterampilan mengetik memang salah satu favorit Alia, gadis semester pertama di SMA, selain Bahasa Inggris. Alia sudah terbiasa berlatih mengetik menggunakan mesin tik ibunya sejak dia duduk di bangku SD kelas 4. Di masa SMA-nya, pada tahun 90-an belum seperti zaman gen-Z. Semua masih serba manual. Pada malam itu, Alia merampungkan tugas mengetik 10 jari surat penawaran barang menggunakan mesin tik manual.

Alia tidak ingin menunda, apalagi saat itu pun dia masih mendengar suara ketikan dari rumah induk di sebelah dinding paviliun. Dia menjadi lebih bersemangat. Mbak Rosa, salah satu putri Ibu Ramli memang kuliah di akademi sekretaris. Ibu Alia menyewakan bangunan rumah induk ke keluarga Ibu Ramli. Beliau istri mantan guru ibunya Alia semasa SMEA pada tahun 60-an. Di sana, Ibu Ramli tinggal bersama enam anaknya.

Sementara itu, Alia tinggal di paviliun berkapasitas dua kamar. Satu kamar lagi dipakai kakaknya, mahasiswa salah satu universitas swasta favorit di kota Solo. Kebetulan malam itu sang kakak sedang menginap di rumah temannya. Alia tidak ambil pusing. Dia terbiasa sendiri. Sekitar pukul 10 malam, tugas dari guru pun selesai. Alia si cekatan segera beranjak tidur.

Pagi hari ketika hendak berangkat ke sekolah yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumahnya, Alia berjumpa dengan Mbak Rosa. Mahasiswi tingkat dua itu menyapa Alia terlebih dahulu.

"Wah! Hebat, Dik Alia. Semalam sudah hampir jam dua belas malam, kok, masih asyik mengetik saja. Banyak tugas sekolah, ya, Dik?" tanyanya dengan logat Jawa sembari memuji.

"Hah! Bukannya itu Mbak Rosa? Dari kamar paviliun, saya dengar jelas suara ketikan itu. Saya lihat jam, sudah jam setengah sepuluh malam. Sebetulnya, saya sudah mengantuk, Mbak. Karena ada suara ketikan itulah saya seperti ada teman. Saya baru mau mengerjakan tugas pada jam itu. Jam 10-an saya rasa saya sudah tertidur, karena sebelum tidur pun saya lihat jam weker sudah lebih 5 menit dari jam 10 malam. Malah saya batin, loh, Mbak Rosa masih lanjut ngetik," ujar Alia panjang lebar.

"Loh, bukannya Dik Alia? Saya nglilir, terbangun dari tidur mau ke kamar kecil waktu dengar suara ketikan itu jam setengah 12, Dik! Wong saya, ya, lihat jam. Jelas banget, kan, kita cuma tersekat satu tembok. Dekat banget, loooh ...," tegas Mbak Rosa.

"Wah! Wah! Wah! Mbak Sari mungkin, Mbak? Saya dengar asal suara dari sisi sebelah kanan. Ya, dari arah tempat Mbak Rosa, Mbak! Kan, rumah tetangga di sisi kiri kamar saya itu sudah lama kosong. Masih terpampang spanduknya untuk disewakan. Masak ada yang mengetik di sana? Yang punya rumah juga di luar kota tinggalnya," dalih Alia.

"Lah, saya dengar itu dari sisi kamar Dik Alia, kok. Wong Mbak Sari tidur pulas di sebelah saya waktu saya ke kamar kecil, Dik," jelas Mbak Rosa lagi.

Di sepanjang jalan menuju sekolah Alia masih berpikir siapa yang 'menemaninya' bergadang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun