Asap kuning bunga cendawan
Disertai gelegar gemuruh memekakkan
Memecah kesunyian di malam kelam. Menyesakkan
Rumah-rumah porak-poranda
Tempat bernaung tinggallah puing
Wahai, sang durjana! Kau kira kau bisa berbuat apa saja
Nyatanya jauh panggang dari api
Keserakahan dan kebencian yang kau tabur
Menuai kesia-siaan hakiki bagi dirimu sendiri
Mereka memang terkejut, tetapi bukan pengecut
Kobaran asa tingkat langit membuat mereka lantang berikrar
Kami akan tetap tegar, meskipun kehancuran terus mencecar
Biar nestapa menerpa, kami bukan insan papa
Wahai, sang durjana! Tak usah kau paksa mereka menyerah
Tak sejengkal tanah pun mereka melangkah meninggalkan rumah
Itu tetaplah tanah air mereka, dulu, kini, dan nanti
Mereka merangkul keabadian cinta yang tak akan pernah padamÂ
Menjemput janji pasti Sang Pemilik Hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H